Daily News | Jakarta – Republik Ceko meminta para pejabat dan politikus untuk tak menggunakan aplikasi media sosial buatan China, TikTok, karena masalah keamanan data.
Pengawas keamanan dunia maya Ceko (NUKIB) merekomendasikan Tiktok tak terpasang di ponsel pengguna yang mengakses infrastruktur penting.
“[NUKIB] khawatir dengan potensi ancaman keamanan yang berasal dari pengguna TikTok terutama karena jumlah data pengguna yang dikumpulkan aplikasi serta cara penanganan data,” demikian pernyataan resmi NUKIB pada Rabu (8/3), seperti dikutip Reuters.
Menurut mereka, pengumpulan data berskala besar semacam itu mengkhawatirkan karena pengembang dan administrator TikTok, ByteDance, berada di bawah yurisdiksi hukum China.
NUKIB juga mengimbau masyarakat mempertimbangkan kembali apakah perlu memasang aplikasi tersebut atau tidak.
Menanggapi seruan badan keamanan Ceko itu, TikTok menyatakan peringatan tersebut tak beralasan.
“Peringatan ini berdasarkan pada kesalahpahaman mendasar soal kepemilikan perusahaan kami dan keamanan data kami,” kata juru bicara Tiktok kepada Reuters melalui email.
Ia menegaskan pakar keamanan independen secara konsisten tak menemukan Tiktok mengumpulkan banyak data dibanding aplikasi lain. Tiktok juga membantah pemerintah terlibat di perusahaan ini.
“China tak punya kepemilikan baik di TikTok maupun perusahaan induk kami, dan keduanya didirikan di luar China,” ungkap jubir itu lagi.
ByteDance sebelumnya menyatakan kekhawatiran soal Tiktok karena beredar informasi yang salah. Mereka juga membantah menggunakan aplikasi itu untuk memata-matai.
Selain itu, pemerintahan Beijing berulang kali membantah berniat menggunakan aplikasi tersebut untuk spionase. Namun, beberapa negara telah mengambil langkah untuk membatasi penggunaan TikTok.
Amerika Serikat misalnya, menetapkan batas waktu 30 hari untuk membersihkan aplikasi dari perangkat dan sistem negara itu.
Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan Dewan UE juga telah melarang TikTok terpasang di ponsel para pejabatnya. (HMP)
Discussion about this post