Daily News Indonesia – Dinas Sumber Daya Air (SDA) terus berupaya memprioritaskan penanganan genangan di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Pasalnya, persoalan banjir masih mengancam warga DKI Jakarta, terutama pada setiap musim hujan dan mereka yang tinggal di bantaran sungai, waduk atau kali.
“Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memiliki tiga prinsip penanggulangan banjir, sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Pertama siaga, kedua tanggap, ketiga galang,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal saat wawancara ekslusif bersama KBA News di kantornya, Gedung Dinas Teknis Jatibaru, Jalan Taman Jati Baru, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Desember 2021.
Menurut Yusmada, pada posisi siaga, Dinas SDA harus bersiap untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Maka semua infrastruktur banjir harus dipastikan siap dan berkerja maksimal.
Pada posisi tanggap, Dinas SDA merespons secara cepat apabila mulai terjadi genangan air, terutama pada saat hujan turun atau terjadi rob. Sedangkan galang, Dinas SDA menggalang seluruh kekuatan ketika berhadapan dengan banjir dari seluruh institusi maupun masyarakat.
“Kita harus bersiap mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi terhadap kejadian atau potensi. Terutama dalam konteks SDA ini memastikan semua infrastruktur banjir yang ada dapat berkerja optimal,” ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Bina Marga DKI pada tahun 2015 ini menjelaskan infrastruktur yang dimaksud berupa pengelolaan sarana dan prasarana pengendalian banjir di Jakarta, seperti kondisi saluran, kali, dan waduk yang dimiliki. Semuanya harus bekerja secara optimal.
“Infrastruktur banjir Jakarta banyak sekali dan itu harus di optimalkan. Dalam artian, kapasitas wadah-wadah air dan waduk ditingkatkan dengan pengerukan. Kita namakan gerebek lumpur,” ujarnya.
Menurutnya, program gerebek lumpur masih terus berjalan sampai saat ini. Ditargetkan baru selesai akhir tahun 2021. Program ini bertujuan agar meningkatkan kapasitas saluran, kali atau sungai, serta waduk pada saat musim hujan agar data tampung sungai maupun waduk bisa bertambah.
“Pengerebekan lumpur ini dilakukan sejak Maret lalu 2020, sampai nanti akhir tahun ini,” tuturnya.
Gerebek lumpur menggunakan alat berat seperti excavator, dump truck dan semua personel pasukan biru. Pemprov DKI mengerahkan 267 excavator, 480 dump truck.
Yusmada berharap dengan dilakukannya pengerukan tersebut ke depannya dapat membantu masyarakat sekitar dalam menangani persoalan banjir di wilayahnya.
“Semoga dengan adanya kegiatan gerebek lumpur ini, masyarakat terbantu dalam penanganan permasalahan banjir,” tutupnya. (kba)
Discussion about this post