Daily News | Jakarta – Pendukung Anies Baswedan menyarankan untuk menghindari penggunaan kampanye hitam (black campaign) terhadap pesaing. Sebab, hal itu berisiko terkena ancaman hukuman.
Pendukung Anies Baswedan juga diminta untuk tidak melakukan kampanye bernuansa SARA atau berbau PKI. Karena hal itu sudah tidak diterima oleh masyarakat.
Pendapat tersebut disampaikan penulis buku IT, Muhammad Taufiq kepada KBA News, 20 Mei 2023.
Menurut Taufiq, panggilan akrabnya, black campaign itu misalnya mengangkat hal-hal yang bersifat privasi dari figur pihak lain.
“Misalnya nge-share video Ganjar cium cewek. Orang itu istrinya kok. Saya penulis buku IT, mereka tidak tahu itu jebakan. Itu tidak penting. Jadi Ganjar nyewek itu tidak mempan dan justru menimbulkan simpati. Masyarakat tidak melihatnya lagi,” terang Taufiq yang juga ahli ilmu pidana tersebut.
Selain itu, tambahnya, apabila kampanye hitam yang dilakukan terhadap pihak lain akan berisiko memicu ancaman hukum.
“Black campaign memudahkan terkena ancaman hukum karena ya tadi, karena kepolisian, kejaksaan tidak jujur,” tegas Taufiq.
Lalu tema atau isu apa yang dapat diangkat sehingga tidak berisiko hukum? Dalam pandangan Taufiq, caranya dengan memainkan kampanye yang tanpa fitnah.
“Buat kampanye yang cantik, tanpa fitnah. Karena Pak Anies sendiri adalah tipe yang tidak suka berkonflik,” ungkap Taufiq yang pernah membantu Anies Baswedan menyelesaikan masalah Kampung Bayam Jakarta. (DJP)
Discussion about this post