Daily News|Jakarta – Beberapa BUMN mulai menggarap tiga proyek yang diharapkan dapat memacu penggunaan transportasi umum di Jakarta, salah satu kota paling padat di dunia.
Ketiga proyek tersebut adalah menciptakan sistem tiket angkutan umum yang terintegrasi, membangun jembatan penyeberangan antara dua stasiun kereta api dan merenovasi empat stasiun lainnya. Pengerjaan proyek-proyek tersebut telah dimulai dan dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun sebagai bagian dari janji pemerintah kota untuk menjadikan Jakarta lebih ramah pejalan kaki melalui konsep perencanaan kota yang disebut pembangunan berorientasi transit (TOD).
“Pembangunan berorientasi transit sedang terjadi, dan itu tidak bisa dihindari di Jakarta,” kata Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada upacara peluncuran, Rabu.
Dia menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk beralih dari kendaraan bermotor pribadi ke transportasi umum. Pemerintah juga ingin memperkenalkan sistem harga berjenjang dengan tarif berbeda untuk kelompok sosial yang berbeda, termasuk veteran, pensiunan, dan pelajar.
Para ahli telah mengidentifikasi integrasi sistem yang buruk sebagai salah satu hambatan utama antara penduduk Jabodetabek dan penggunaan transportasi umum yang meluas, selain waktu perjalanan yang panjang dan akses yang terbatas.
Pemerintah Jakarta menargetkan 60 persen penduduk kota menggunakan transportasi umum secara teratur pada 2030. Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) memperkirakan angka itu sekitar 10 persen pada 2019.
“Tugas selanjutnya adalah melanjutkan pekerjaan angkutan umum berbasis jalan raya dengan tidak menghentikan [pengembangan] angkutan umum berbasis kereta api,” kata Direktur ITDP Asia Tenggara Faela Sufa yang berbasis di Jakarta, secara terpisah, Rabu. Pada proyek pertama, operator sistem pembayaran PT Jak Lingko Indonesia bertujuan untuk mengembangkan sistem tiket transportasi umum yang terintegrasi pada tahun 2022.
Jak Lingko adalah perusahaan patungan antara empat perusahaan milik kota. Jak Lingko berjanji akan memungkinkan para komuter untuk merencanakan, memesan, dan membayar bus Transjakarta, MRT, LRT, dan kereta komuter serta angkutan umum non-kota dan layanan ride-hailing melalui satu akun.
“Dengan demikian, begitu proyek ini selesai, sistem pembayaran tiket Jakarta akan sempurna,” kata Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat, mewakili perusahaan swasta, Rabu.
Pada proyek kedua, MITJ bertujuan untuk membangun “jembatan penyeberangan multiguna” yang menghubungkan Stasiun Dukuh Atas LRT dengan Stasiun Sudirman jalur komuter. Jembatan seperti ini umumnya lebih lebar dari jembatan biasa, sehingga memberikan ruang bagi pengendara sepeda, pedagang asongan dan pajangan. MITJ mengharapkan jembatan yang akan dibangun di atas Sungai Ciliwung itu bisa beroperasi pada Juni 2022, dan pada saat itu LRT sudah bisa beroperasi penuh.
Pada proyek ketiga, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan MRT kota akan menyelesaikan renovasi stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, Manggarai, dan Kota. Perusahaan tersebut telah menyelesaikan renovasi stasiun Juanda, Senen, Tanah Abang dan Sudirman tahun lalu. (DJP)
Discussion about this post