Daily News|Jakarta – Kerusakan pusat perbelanjaan dan stasiun kereta api Sha Tin pada akhir pekan lalu membuka menganga jurang pemisah besar di Hongkong, antara berbagai bagian berbeda di masyarakat dan apa yang menurut mereka dapat dibenarkan secara moral.
BBC melaporkan, seorang perwira polisi senior mengatakan kepada wartawan dia tidak bisa percaya mengapa banyak anak muda kaum milenial Hongkong sekarang yang permisif terhadap aksi kekerasan yang melanggar hukum karena alasan yang mereka anggap benar.
Sebagian besar aktivis muda radikal har menghancurkan mesin tiket dan sekarang secara rutin merusak stasiun kereta mengatakan mereka tidak bisa melihat bagaimana operator jaringan kereta api dapat berkolusi dengan pihak berwenang dengan menutup layanan di daerah-daerah di mana protes direncanakan. Karena itu, mereka berpendapat, stasiun adalah target yang sah.
Mereka juga mengatakan bahwa dua bulan lalu pusat perbelanjaan Sha Tin digunakan polisi untuk menangkapi para aktivis. Ini juga menjadi pembenaran mengapa mereka merusak pusat perbelanjaan itu.
Polisi tidak dapat memahami mengapa begitu banyak warga biasa yang melecehkan polisi sekarang. Warga negara biasa itu, pada gilirannya, mengatakan mereka tidak bisa mengerti mengapa polisi telah berubah menjadi monster kekerasan terhadap warga. Ini tidak diterima.
Semakin lama krisis ini berlanjut, semakin banyak aksi kekerasan terhadap mahasiswa maka semakin banyak dukungan warga Hongkong kepada para kaum milenial dalam melancarkan aksi protes dengan kekerasan. (HMP)
Discussion about this post