Daily News|Jakarta – Ruang ketiga yang dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta membawa pesan mempersatukan dan menyetarakan semua kalangan.
Fenomena remaja SCBD yang berbondong-bondong memadati kawasan Sudirman, Jakarta Pusat ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Fenomena remaja SCBD sebenarnya singkatan “Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok, merupakan plesetan dari singkatan Sudirman Central Business District yang telah terkenal lebih dahulu sebagai kawasan pusat bisnis yang berada di Jalan Jenderal Sudirman .
Para remaja dari daerah tersebut kerap kali kongko di kawasan Jalan Jenderal Sudirman hingga Dukuh Atas. Biasanya mereka juga membuat konten di jantung Ibu Kota itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut baik fenomena SCBD ini. Anies menyebut, fenomena ini merupakan ‘Demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman’ yang menjadi milik semua, dan seluruh warga diperbolehkan menikmati fasilitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Siapa saja silahkan datang saya mengistilahkan ‘Demokratisasi Jalan Jendral Sudirman’ karena milik semua siapa saja bisa datang menikmati,” ujar Anies di Thamrin Nine UOB-Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta Pusat, kemarin.
Anies juga mengatakan dahulu kawasan Sudirman hanya di miliki oleh warga yang bekerja dan menggunakan kendaraan pribadi saja. Namun, setelah dibangun trotoar bukan saja yang bekerja di kawasan tersebut tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di Indonesia.
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menambahkan, ruang ketiga yang dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta membawa pesan mempersatukan dan menyetarakan semua kalangan.
Anies mempersilakan seluruh masyarakat menikmati ruang ketiga yang dibangun Pemprov DKI Jakarta. Sebab, ia menilai ruang ketiga merupakan titik temu dari berbagai kelas sosial ekonomi.
“Biarlah mereka semua menikmati tempat ini dengan caranya masing-masing. Ini adalah milik kita, kita nikmati sama-sama. Dan biarkan tempat ini jadi tempat bertemu dari mana saja. Karena ruang ketiga adalah tadi mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan,” tuturnya.
Meski begitu, Anies tetap selalu mengingatkan supaya pengunjung menjaga kebersihan dan ketertiban. Dia mengatakan semua orang harus bisa menikmati kawasan itu secara nyaman.
“Jadi itu latar belakangnya ketika terjadi fenomena baru saja muncul yang penting jaga kebersihan, jaga ketertiban selebihnya nikmati ruang ketiga bersama untuk semuanya,” demikian Anies Baswedan
Baru dengar juga istilah SCBD alias Sudirman, Citayam, BojongGede dan Depok, saat ditanya tanggapan oleh wartawan.
Singkatnya: kami membangun ruang ketiga memang sebagai tempat yg menyetarakan dan mempersatukan. Ruang ketiga adalah ruang kita bersama di antara ruang pertama (rumah) dan ruang kedua (tempat kerja/belajar).
Silakan semua boleh datang menikmati ruang-ruang publik di Jakarta dengan cara dan ekspresinya masing-masing. Yang penting: jaga kebersihan dan ketertiban.
Selamat menikmati ruang ketiga di Jakarta!
Polisi Ingatkan Batas Jam Nongkrong
Jajaran Kepolisian turut memantau fenomena remaja muda mudi asal Citayam dan Bojonggede yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Kepolisian mengingatkan mereka untuk menjaga ketertiban.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengingatkan muda-mudi Citayam dan Bojonggede itu untuk tidak nongkrong hingga larut malam.
Menurut dia, pemerintah setempat bersama kepolisian telah memberikan batasan waktu nongkrong hingga pukul 22.00 WIB.
“Kemarin juga sudah ada pernyataan dari pimpinan daerah termasuk kita (kepolisian) menyampaikan bahwa pembatasan hanya sampai jam 22.00 WIB,” kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jumat (8/7/2022).
Zulpan mengatakan, petugas akan turun tangan jika para remaja tersebut melanggar aturan yang telah ditetapkan.
“Kalau masih ada kumpul-kumpul, kita mengimbau untuk membubarkan,” ujar dia.
Dia menegaskan bahwa Kepolisian tak mempermasalahkan kegiatan yang dilakukan muda-mudi Citayam dan Bojonggede itu di kawasan jantung Kota Jakarta itu. Namun dia juga mengingatkan bahwa yang perlu digaris bawahi adalah situasi pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Saya rasa tidak bisa dipersalahkan. Tetapi tentunya kita juga mengimbau dalam situasi pandemi ini untuk tidak melakukan kumpul-kumpul dengan jumlah yang banyak,” ujar kata Zulpan menandaskan. (DJP)
Discussion about this post