Daily News | Jakarta – Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Tom Lembong menuturkan program makan dan susu gratis dari pasangan calon presiden (Capres) dan Calon wakil presiden (Cawapres) 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka seharusnya diproses melalui sebuah diskusi yang teknokratis yang berlandaskan hitungan transparan dan data fakta realita, karena menyangkut nutrisi bagi masyarakat.
“Iya, kebijakan seperti nutrisi itukan sebaiknya di proses melalui sebuah diskusi yang teknokraris, yang berlandaskan hitungan yang transparan dan data fakta realita dan semakin teknokratis semakin profesional, semakin transparan semakin baik,” kata Tom kepada media di hadiri KBA News di Brawijaya X, Jakarta Selatan, 26 Februari 2024.
Namun dia enggan berkomentar banyak. Dia justru mengingatkan, tidak hanya pasangan Prabowo-Gibran yang memiliki gagasan terkait pemenuhan gizi anak Indonesia. Pasangan AMIN juga punya gagasan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya untuk dikelola buat masyarakat misalnya seperti pencegahan stunting.
“Saya kira kami juga punya berbagai gagasan terkait nutrisi publik, terkait pencegahan stunting dan hemat,” ungkapnya.
“Gagasan yang mengusulkan peningkatan konsumsi susu besar-besaran dibandingkan misalnya gagasan Anies-Muhaimin memanfaatkan sumber daya perikanan kita yang berlimpah-limpah yang diolah menjadi sumber protein, yang lebih cocok buat masyarakat kita, mengingat kita negara kepulauan, negara kelauatan, dan saya pernah menyampaikan estimasi saya pribadi, itu 60-80 persen daripada tangkap ikan kita itu dibuang, karena berbagai faktor,” tambahnya.
Perdebatan mungkin bisa terus terjadi, lanjut Tom Lembong, misalnya dengan membandingkan antara usul peningkatan konsumsi susu besar-besaran dengan gagasan pemanfaatan sumber daya perikanan Indonesia.
“Tapi andai kata tangkap ikan yang dibuang itu saja bisa kita olah menjadi protein, menjadi saus protein, menjadi cairan protein menyejahterakan nelayan kita, menambahkan sumber penghasi lan nelayan kita tanpa harus memaksakan konsumsi-konsumsi pangan yang mungkin lebih barat daripada asia. Itu susu misalnya,” tuturnya. (EJP)
Discussion about this post