Daily News|Jakarta – Hasil temuan Big Data bulan Desember mengungkapkan Anies Baswedan akan meraih kemenangan jika menggelar Pilpres saat ini. Bakal calon presiden dari Partai NasDem itu diproyeksi meraih 62,1 persen suara.
Hasil itu menurut Gunaris sedikit turun dibanding bulan November yang mencapai 62,2 persen. Dia menjelaskan data itu tidak bisa dibandingkan dengan hasil survei yang jumlah respondennya hanya mencapai 1200 orang.
Hasil itu didapat dari seluruh kegiatan lapangan, pembicaraan di media sosial, dan lainnya. “Dengan bantuan nomor juta unik lebih dari 50 juta jiwa dari Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (P24),” kata pakar teknologi informasi merangkap Ketua Umum Relawan Anies P-24 Dr. Gunaris ST, Dipl, PG., MBA., MSc., IPMA -Eng, kepada KBA News, Selasa, 20 Desember 2022.
Hasil itu menurut Gunaris sedikit turun dibanding bulan November yang mencapai 62,2 persen. Dia menjelaskan data itu tidak bisa dibandingkan dengan hasil survei yang jumlah respondennya hanya mencapai 1200 orang.
“Dibanding 50 juta orang hanya 0,0024% saja atau sangat kecil,” kata Gunaris.
Gunaris mencontohkan, sebagian besar penduduk Indonesia memakai media sosial seperti Facebook, Instagram, Tik-Tok, Whatsapp, dan Telegram. Masing-masing medsos itu ada banyak akun yang aktif. “Yang setiap saat memperlihatkan data pergerakan yang sangat masif dan dalam jumlah yang sangat besar,” ujar dia.
Data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi dan tidak beraturan atau beragam ini yang disebut Big Data. Menurut Gunaris ada sistem yang mampu mengambil dan mengolah Big Data. Namun, karena sistem investasi dan operasional membutuhkan biaya yang sangat mahal, selain pemerintah, hanya ada sedikit pihak, lembaga, dan perusahaan yang memilikinya.
Dengan bantuan sistem kata Gunaris khusus terkait kontestasi politik, dapat diidentifikasi hingga tingkat kepribadian yaitu bagaimana kecenderungan atau keberpihakan politik orang tersebut. Sistem juga dapat mencari data demografi (usia, jenis kelamin, alamat, dan lainnya) dari orang per orang.
“Karena bisa mengidentifikasi hingga tingkat pribadi atau per-akun, bisa dihitung bagaimana kecenderungan atau keberpihakan politik di tingkat RT, RW, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi,” ujar Gunaris.
Hasil analisis Big Data bisa dimanfaatkan untuk jebakan hingga tingkat RT. Analisa itu di antaranya bisa melihat orang-orang yang sudah sejalan atau mendukung kandidat yang diusung lengkap dengan tingkat militansinya.
“Contohnya, seseorang yang aktif memberikan komentar positif, memposting hal yang positif, memforward hal positif mengenai kandidat tentunya memiliki skor militansi yang tinggi. Semakin banyak data seseorang atau suatu wilayah yang diolah akan semakin baik data tersebut, semakin bisa dipercaya,” katanya. (DJP)