Daily News|Jakarta – Tiga anak muda di Iran yang dijatuhi hukuman mati karena berunjuk rasa menentang pemerintah. Pihak berwenang di Iran mengisyaratkan mereka mungkin menghentikan pelaksanaan hukuman mati terhadap tiga anak muda yang dinyatakan bersalah dalam aksi unjuk rasa antipemerintah, setelah muncul badai protes di media sosial.
Tanda pagar #do_not_execute (jangan lakukan hukuman mati) telah dipakai setidaknya lima juta kali setelah Mahkamah Agung mengumumkan hukuman mati terhadap tiga pengunjuk rasa tersebut dikukuhkan pada hari Selasa (14/07) lalu.
Pengacara terpidana juga dilaporkan mengatakan, untuk pertama kalinya mereka dibolehkan mempelajari dokumen pengadilan dan bukti-bukti yang memberatkan klien mereka.
Diaku Rasoulzadeh dan Saber Sheikh Abdollah, demikian nama dua warga Kurdi tersebut, masing-masing berusia 20-an dan 30-an tahun. Keduanya dijatuhi hukuman mati pada 2015 setelah dinyatakan bersalah menaruh bom saat berlangsung parade militer di Mahabad pada 2010.
Pengacara Rasoulzadeh dan Abdollah, kepada BBC Persia, mengatakan klien mereka tak bersalah dan tak ada bukti yang diajukan ke pengadilan. Dikatakan, pengakuan didapat dengan cara menyiksa mereka.
Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, mengatakan Rasoulzadeh dan Abdollah adalah “korban terbaru sistem hukum Iran yang sangat cacat, yang secara sistematis menggangtungkan pada bukti-bukti yang direkayasa”.
Beberapa jam kemudian, pejabat Iran membenarkan bahwa hukuman mati terhadap tiga pengunjuk rasa dikuatkan oleh MA. Tiga demonstran tersebut Amirhossein Moradi, Mohammad Rajabi dan Saeed Tamjidi, ditangkap pada November 2019.
Tiga anak muda berusia 20-an tahun ini terlibat unjuk rasa menentang keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Amnesty International proses hukum yang berujung dengan vonis hukuman mati terhadap Moradi, Rajabi dan Tamjidi “berjalan sangat tidak adil”.
Kampanye di media sosial yang ditujukan untuk menghentikan eksekusi Moradi, Rajabi dan Tamjidi mendapat dukungan luas, baik di Iran maupun di luar negeri. Pemain sepak bola Masoud Shojaei, melalui Instagram, meminta para pemimpin Iran mengampuni tiga anak muda tersebut.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyerukan hukuman mati ini dihentikan.
Para pegiat HAM di Iran yakin hukuman mati sengaja dijatuhkan agar warga tidak menggelar aksi unjuk rasa di jalan. (DYK)
Discussion about this post