Daily News|Jakarta – Penulis produktif Ahmad Khozinudin mengamati bahwa fenomena ‘bipang’ bisa merusak citra Islam yang pre-dominant di Kalimantan.
“Beberapa hari ini, publik dihebohkan oleh seruan Presiden Joko Widodo yang meminta memesan Bipang Ambawang yang dikenal sebagai Babi Panggang Masakan dari Kalimantan. Tentu umat Islam sangat beralasan marah, karena merasa dilecehkan dan direndahkan.”
Dilecehkan, karena makanan dari babi merupakan makanan yang diharamkan. direndahkan, karena seruan memesan bipang terjadi saat umat Islam sedang khusyuk menjalankan ibadah Shaum Ramadhan. lebih menjengkelkan, seruan ini dilakukan saat pemerintah melarang mudik dengan dalih pandemi, lalu menyarankan memesan Bipang jika rindu masakan kampung halaman, catat Ahmad.
“Umat Islam di Kalimantan, tentu lebih berhak merasa marah. Karena omongan Presiden ini, Kalimantan jadi dikesankan lekat dengan Bipang. Seolah, Bipang menjadi kuliner khas citra rasa Kalimantan.”
Padahal, ada puluhan hingga ratusan kuliner khas Kalimantan yang halal. kuliner ini lebih layak di endorse Presiden, ketimbang Babi Panggang.
“Sebut saja : Ada Gangan Asam Patin, Gangan Pengat, Gangan Rojak Cabe, Gangan Salai, Gangan Keladi, Gangan Santan Kacang Hijau, Gangan Santan Nangka, Gangan Sayur Pisang
Gangan Tungkul, Gence Ruan, Jalo, Kelubutan Bella, Keat, Kamun, Kerubut, Salab, Kepiting Masak Santan, Nasi Bekepor, Nasi Kebuli, Nasi Lalap Tarakan, Nasi Sobot Ubi, Nasi Sobot Ubi, Rambat, Pengat Tirom, Rawon Cumi-Cumi, Rojak Keladi, Sagal, Sambal Goreng Gamik Kima, Sambal Raja, Sambal Tarakan, Sayur Asam Pisang Mentah, Sayur Pisang Daun Singkil, Semor Bali Ikan, Sop Bola-Bola Jagung, Sop Lemangu, Tumis Balelo, Tumis Ikan Kakap Berbumbu Saus Bawang Ala Singapura, dan masih banyak lagi.”
Dari marga penganan: ada Abuh, Abon Kepiting, Akar Sampai, Amplang, Amperan Tetak, Apam Balembar, Apam Habang, Apam Putih, Babok, Bahui Dalam Tanah, Basong Berongkong Jagung, Bingka Labu, Bubur Biji Delima, Bubur Gunting, Bubur Susu, Cincin, Coplok, Cucur, Dadar Gulung, Dodol Jagung, Dodol Kertap, Elat Sapi Gagodoh, Gado gado spesial mesir, Gegaok, Getas, Getok, Kararaban. Kelepon, Keminting, Kericak, Kue Agar-Agar Laut, Lempeng Sagu, Lempeng Ubi, Lemuko, Lemuko Daun Silat, Lo Ulung, Madu Kasirat
Nangka Susun, dan masih banyak lagi.
“Lantas, kenapa Presiden Joko Widodo menawari Babi Panggang ? padahal, jelas babi diharamkan dalam Islam. Bukankah, ini sama saja merusak citra Kalimantan ? seolah olah, orang Kalimantan hobi makan babi.”
Meurut Ahmad, Kalimantan dari dulu hingga sekarang dikenal daerah Islami. Mayoritas penduduknya muslim yang taat pada ketentuan-ketentuan syara’ khususnya dalam hal makanan dan minuman.
“Historinya, Kalimantan dahulu dikuasai oleh Kerajaan-Kerajaaan Islam yang konsisten menerapkan syariat bagi rakyatnya. ada Kerajaan Selimbau, Kerajaan Sintang, Kerajaan Mempawah, Kerajaan Tanjungpura, Kerajaan Landak, Kerajaan Kubu, Kerajaan Bangkalaan, dan Kerajaan Sanggau.”
Sejumlah tokoh dan pahlawan Nasional dari Kalimantan seperti Pangeran Antasari, Hasan Basri, Idham Chalid, Pangeran Hidayatullah, Pangeran Muhammad Noor, Saadillah Mursyid dan Gusti Muhammad Hatta, semuanya beragama Islam, catatnya.
Hanya karena Babi Panggang yang di endorse Presiden Joko Widodo, rusaklah citra Kalimantan yang Islami. persis seperti pepatah lama, tinta setitik rusak air susu sebelanga, simpul Ahmad. (DJP)
Discussion about this post