Daily News|Ponorogo – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pengasuh Pondok Pesantren Modern Darussalam untuk meningkatkan kualitas pendidikan ekonomi syariah di lingkungan pesantren. Salah satunya dengan tidak mempersempit pengajarannya kepada para santri maupun santriwati.
“Apabila berbicara ekonomi syariah tentu bicara tentang muamalah. Selama tidak haram berarti halal dan jangan dipersulit,” kata Jusuf Kalla saat berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis, 3 Oktober 2019.
Dalam kesempatan itu, JK juga menyampaikan agar Pondok Gontor yang mempelopori pesantren modern lebih mengembangkan pendidikan yang mengarahkan santri untuk belajar berwirausaha. Adapun tujuannya guna meningkatkan kemandirian untuk modal mengarungi kehidupan pada masa mendatang.
Untuk mencapai tujuan itu, Wakil Presiden meresmikan Gedung Center of Islamic Economic Studies (CIES) di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Salah satu program studi yang dibuka dalam program itu terkait wakaf.
Rektor UNIDA Gontor Prof Dr. Amal Fathullah Zarkasyi menyatakan bahwa wakaf merupakan landasan yang diterapkan para pendiri untuk pengembangan pesantren. Untuk lahan, misalnya, dari awalnya atau tahun 1958 hanya seluas 16 hektare setelah diwakafkan menjadi 1.300 hektare.
Program wakaf yang dijalankan Pondok Gontor, Amal menyatakan dengan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Badan Wakaf Indonesia. Melalui kerjasama itu diharapkan turut mengembangkan ekonomi syariah. “Hal ini perlu kesadaran kita untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan ekonomi syariah,” ujar Amal.
Kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Gontor hari ini untuk bersilaturahmi dengan pimpinan, pengasuh dan santri Pondok. Selain itu, JK juga meresmikan Menara Masjid Jami’ dan Gedung Center of Islamic Economic Studies (CIES) Universitas Darussalam Gontor.