Ada pemandangan lain yang ditangkap mata melihat penampilan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas di jalan protokol di Jakarta. Mereka tidak lagi pakai seragam ala aparat keamanan, dengan pakaian dinas lapangan yang penuh atribut.
Tapi, mereka tampil santai dan kasual. Memakai t-shirt warna oranye dipadukan dengan celana lapangan. Lebih santai. Terlihat kasual. Karena penasaran, Daily News sempat iseng menanyakan perubahan penampilan petugas Satpol PP Provinsi DKI Jakarta kepada Arief Mulya Eddie lewat telepon. Arief adalah Direktur Satpol PP Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri. Sebelumnya, ia sempat menjadi Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri.
“Datang saja ke kantor, nanti saya jelaskan mas dengan lengkap,” katanya via telepon.
Maka, ketika ada waktu senggang di sela liputan, Daily News menyempatkan datang ke ruang kerjanya di komplek kantor Kementerian Dalam Negeri di Jalan Merdeka Utara. Begitu tiba di lantai tempat ruang kerjanya berada, Daily News melihat beberapa patung atau manekin yang dipajang di dekat pintu lift. Manekin itu, ada yang memakai pakaian dinas Satpol PP yang biasa dilihat yakni memakai seragam yang mirip aparat kepolisian. Ada pula manekin yang memakai pakaian seragam lengkap dengan atribut dan pelindung ala petugas yang biasa berhadapan dengan pendemo. Pakai tameng, dan juga pelindung badan, siku tangan serta helm.
Tapi ada manekin yang memakai pakaian santai semacam t-shirt. Satu memakai t-shirt warna hijau. Satu lagi memakai t-shirt warna oranye seperti yang dipakai petugas Satpol PP di jalan protokol di Jakarta. Saat berbincang dengan Daily News, Arief Mulya Eddie menjelaskan, bahwa kini penampilan Satpol PP memang berbeda. Lebih humanis. Tidak sangar. Tapi tampak kasual.
” Satpol PP itu kan bukan tentara dan bukan pula polisi. Satpol PP itu bukan musuh masyarakat, apalagi pedagang kecil,” katanya.
Arief juga menjelaskan peran penting Satpol PP. Kata Arief, keberadaan Satpol PP diatur dalam UU Pemda, menjadi salah satu instrumen pelaksana urusan wajib pemerintahan yang langsung di bawah otoritas Kemendagri. Jadi, jangan remehkan peran Satpol PP. Maka, lanjutnya, di era Mendagri Tjahjo Kumolo, keberadaan Satpol PP lebih ditegaskan. Dan, dari sejak awal, Menteri Tjahjo menginginkan Satpol PP itu tampil lebih humanis dalam bertugas. Terutama, ketika menjalankan tugas di lapangan. Sampai kemudian keluar Permendagri Nomor Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sarana dan Prasarana Satpol PP. Dalam Permendagri itu diatur salah satunya tentang pakaian bagi Satpol PP saat bertugas di lapangan.
“Jadi nanti ketika melakukan penertiban, tidak lagi mengenakan seragam PDL, tapi pakai t-shirt,” ujarnya.
Ada yang berbeda memang dari seragam baru Satpol PP. Lebih santai dan kasual. Menurut Arief, seragam baru ini untuk menghilangkan kesan militeristik yang selama ini jadi stigma Satpol PP. Satpol PP sekarang akan lebih tampil humanis. Seragam baru Satpol PP ini akan dipakai oleh seluruh anggota Satpol PP di Indonesia.
” Untuk pakaian PDH atau pakaian dinas harian itu dipakai pada hari Senin dan Selasa. Kalau hari Rabu, memakai pakaian warna putih. Bawahnya celana PDL. Yang saya sebutkan itu untuk pakaian dinas di kantor atau saat rapat. Tapi kalau untuk pakaian dinas lapangan, atasnya itu t-shirt warna hijau. Bawahnya PDL. Tentu dengan tanda pengenal Satpol PP,” tuturnya.
Sedangkan seragam Satpol PP berupa t-shirt warna oranye, menurutnya hanya dipakai ketika terjadi bencana. Atau itu adalah seragam Satpol PP yang jadi bagian dalam Satgas bencana. Kata Arief ada cerita menarik dibalik dipakainya seragam t-shirt warna oranye. Waktu rapat penentuan seragam, memang yang dipakai contoh itu adalah seragam warna oranye seperti yang dipakai Satpol PP DKI Jakarta. Tapi Satpol PP dari Jabar protes kalau seragam itu berwarna oranye, mereka menolaknya.
” Kalau oranye tak mau mereka, karena katanya bobotoh bisa marah, karena oranye identik dengan seragam kesebelasan Persija ha.ha.ha. Maka akhirnya disepakati untuk di lapangan sehari sehari pakai baju t-shirt hijau. Sedangkan bawahnya celana PDL. Ya, kalau untuk seragam warna oranye atau t-shirt oranye itu untuk Satgas kebencanaan. Jadi kalau ada bencana, pakainya seragam itu,” tuturnya.
Perubahan penampilan Satpol PP dengan seragam barunya, menurut Arief, agar satuan polisi pamong praja itu lebih humanis. Karena Satpol PP hanya penegak Perda, bukan aparat keamanan. Satpol PP juga bertugas menjaga aset-aset daerah. Dan saat terjadi demonstrasi pun, Satpol PP tidak berhadapan langsung dengan peserta unjuk rasa.
” Kalau ada unjuk rasa kan selalu sampaikan pemberitahuan kepada Polri, sehingga Polri yang harusnya tangani unjuk rasa. Sekarang ini banyak salah kaprah, Satpol PP disebut punya pasukan dan lain-lain. Kami sudah sampaikan Satpol PP harus humanis. Kita lindungi masyarakat dan menjaga keseimbangan hidup masyarakat di semua sektor,” katanya.
Discussion about this post