Daily News|Jakarta – Pengamat politik Ray Rangkuti menyebutkan aksi demonstrasi mahasiswa merupakan gerakan murni dan tidak ditunggangi kepentingan siapa pun. Menurut Ray, gerakan tersebut murni didorong pilihan mereka menolak RUU KUHP, UU KPK dan RUU lainnya.
“Saya berkeyakinan bahwa gerakan mahasiswa September 2019 ini adalah murni untuk menuntut dihentikannya segala upaya yang mengkorupsi agenda reformasi dan demokrasi,” ujar mantan aktivis 1998 ini di acara diskusi Menteng, Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
Ray Rangkuti menyebutkan sejumlah ciri menunjukkan gerakan demonstrasi mahasiswa murni tidak ditunggangi kepentingan mana pun. Pertama, gerakannya meluas dengan cakupan daerah yang melibatkan hampir seluruh provinsi.
Kedua, melibatkan massa puluhan atau ratusan ribu dan dilakukan dalam rentang waktu yang hampir bersamaan.
Ketiga, demonstrasi mahasiswa tanpa kepemimpinan yang menonjol, di mana hampir semua basis massa tidak berada dalam satu garis komando.
Keempat, memiliki isu utama yang dituju, tapi saat yang sama memiliki beberapa variasi isu yang berbeda. Menurut Ray, jika isunya tunggal, maka gerakan tersebut patut dicurigai.
Kelima, militansi yang terjaga dan spartan. Umumnya ditandai dengan tidak bergeming, sekalipun ditindak dengan cara yang berlebihan. “Ciri-ciri tersebut menandakan bahwa gerakan itu bersifat murni dan jauh dari pengaruh ditunggangi,” jelas Ray Rangkuti.
Ray Rangkuti mengatakan para mahasiswa sebenarnya mengangkat isu utama upaya mengorupsi agenda reformasi dan demokrasi. Turunan isu utama ini adalah tuntutan agar tidak mengesahkan RUU yang dianggap memberangus kebebasan warga negara, intervensi negara terhadap wilayah privat, makin istimewanya hak-hak koruptor. Selian itu, mahasiswa juga menuntut profesionalisme polisi pascaterpisah dari TNI.
“RUU KUHP sudah ditunda pembahasannya, maka sekarang sebaiknya Presiden mengeluarkan Perppu KPK untuk menjawab tuntutan para mahasiswa sehingga agenda pemberantasan korupsi yang merupakan tuntutan reformasi berjalan maksimal ke depannya,” pungkas Ray Rangkuti.