Daily News|Jakarta – Resmi menjadi Menteri Kesehatan (Menkes), Letjen TNI (Purn) Dr dr Terawan Agus Putranto, akan melanjutkan program dari Menkes sebelumnya, Prof Nila Moeloek. Menkes Terawan berjanji akan tancap gas untuk mengerjakan empat program prioritas sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertama, menurunkan angka balita pendek/kerdil (stunting). Kedua, menyelesaikan persoalan JKN-KIS. Ketiga, harga obat dan alat kesehatan yang tinggi. Keempat, rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri oleh rumah sakit.
Terawan mengatakan, isu kesehatan utama yang dibahas oleh Presiden saat memintanya menjadi Menkes adalah persoalan stunting. Masalah stunting menjadi prioritas utama yang diamanatkan Presiden kepada Terawan untuk secepatnya diselesaikan.
Diketahui, Menkes periode 2014-2019, Nila Moeloek, di hari-hari terakhir masa jabatannya mengumumkan angka stunting turun sekitar 3,1 persen di tahun 2019. Dari 30,8 persen di 2018, turun menjadi 27,67 persen (2019) atau sekitar 6 juta lebih bayi berusia 0-5 tahun yang menderita stunting.
“Terimakasih Ibu Nila, dalam kurun waktu lima tahun angka stunting telah berhasil diturunkan hampir 10 persen. Untuk itu, mari kita teruskan dan prioritaskan program penurunan stunting yang sudah ada agar mencapai tagret sesuai kesepakatan dunia dalam rangka siapkan SDM yang unggul,” kata Terawan pada acara pisah sambut Menteri Kesehatan di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Presiden juga meminta Terawan untuk memprioritaskan perbaikan JKN-KIS. Menurut Terawan, pelaksanaan JKN-KIS di era Nila Moeloek memang penuh dengan tantangan berat. Termasuk masalah kekurangan pembiayaan akibat defisit. Namun bagaimana pun program ini harus dilanjutkan karena sangat dibutuhkan masyarakat. Terbukti pemanfaatannya yang terus meningkat setiap tahun. Rata rata setiap harinya ada 640.822 kunjungan ke rumah sakit menggunakan layanan JKN-KIS.
“Untuk itu, mari kita bersama sama mencarikan solusi bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi BPJS saat ini. Kami akan membantu sepenuhnya. Dengan tekornya BPJS memfasilitasi masyarakat yang sakit. Memang semangat untuk atasi yang sakit ini ada konsekuensinya, tapi kita akan selesaikan bersama,” kata Terawan.
Adapun dua isu kesehatan lain yang juga diminta Presiden untuk dikerjakan Menkes Terawan, adalah masalah harga obat dan alat kesehatan yang tinggi serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri oleh rumah sakit negeri sendiri.
Kemkes sendiri sedang merintis produksi bahan baku obat dalam negeri untuk menekan mahalnya biaya obat. Saat ini, 95 persen bahan baku obat masih bergantung pada impor, utamanya dari India dan Tiongkok. Kemkes menargetkan ketergantungan ini diturunkan sebesar 15 persen pada 2021 mendatang.
Terawan juga memberikan apresiasi tinggi kepada Nila Moeloek yang dinilainya berhail melaksanakan bebagai program kesehatan demi Indonesia sehat. Di antaranya ada program gerakan masyarakat hiudp sehat (Germas), Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK), dan Nusantara Sehat (NS)
Menkes Terawan mengakui program kesehatan di bawah kepemimpinan Nila Moeloek terbukti dijalankan dengan sempurna. Begitupun isu strategis kesehatan lainnya seperti angka kematian ibu dan bayi, stunting, imunisasi, penyakit tidak menular, pembangunan fasilitas layanan kesehatan, dan SDM di daerah terpencil menjadi bagian dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Program Nusantara Sehat patut diacungi jempol, yang menjadi solusi distribusi SDM. Kami tinggal meneruskan,” kata Terawan.
Discussion about this post