Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk ikut jejak sang ayah, terjun ke gelanggang politik. Untuk memuluskan kiprah di dunia politik, Gibran telah mendaftar untuk jadi kader PDI-P, partai tempat ayahnya merintis karir politik. Kiprah Gibran di panggung politik sendiri dinilai punya prospek cerah. Gibran punya modal untuk sukses di panggung politik seperti ayahnya.
Direktur Riset Charta Politika, Muslimin mengatakan hal itu di Jakarta, Kamis (3/10). Menurut Muslimin, prospek politik Gibran cukup besar. Bahkan, Gibran punya peluang untuk sukses mengikuti jejak ayahnya, mengingat Jokowi effect masih memungkinkan mempengaruhi masyarakat untuk mendukung klan politik Jokowi ke depan.
” Apalagi kalau citra yang terbangun dri Gibran adalah pengusaha sukses yang mulai dari bwah tanpa mengandalkan bapaknya,” katanya.
Apalagi kata Muslimin, kalau dikaitkan dengan konteks wacana akan majunya Gibran di Surakarta, kota kelahiran sang ayah yang juga jadi kota tempat Jokowi memulai karir politiknya. Terlebih lagi peta politik di Surakarta masih didominasi merah atau dikuasai PDI Perjuangan (PDIP), partai yang membesarkan Jokowi.
” Kendati demikian, Gibran akan dihadapkan dengan stigmatisasi bakal membangun dinasti,” ujarnya.
Tinggal sekarang, kata Muslimin, bagaimana hal itu bisa dikonstruksi oleh Gibran dan pendukungnya sebagai ikhtiar politik yang berbasis meritokrasi. Ikhtiar politik yang berorientasi pada corporate government dan kewirausahaan birokrasi yang diharapkan bisa memajukan daerah.
” Sebab dinasti politik tidak selamanya negatif, asalkan dalam tataran implementasinya berada di jalur yang benar dan berimplikasi konstruktif bagi pembangunan daerah. Nampaknya itu memerlukan kehati-hatian dan pola komunikasi politik yang soft dengan semua spektrum masyarakat di sana,” kata Muslimin.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Wawan Fahrudin, analisisnya tidak jauh berbeda. Menurut Wawan, prospek Gibran di dunia politik cukup cerah. Minimal saat ini, putra sulung Jokowi ini sudah punya political capital, yakni lewat massa fanatik Jokowi di Surakarta. Namun kata Wawan, itu saja tidak cukup.
” Dia (Gibran Rakabuming) mesti bekerja keras untuk bisa menyamai Jokowi yang sukses memimpin Surakarta sampai dua periode bahkan menjadi batu lompatan ke panggung politik nasional” ujarnya.
Ditambahkan Wawan, trah biologis memang tidak selalu kemudian menjadi keturunannya akan memiliki karakter seperti ayahnya. Karena itu, Gibran harus memiliki ciri khas yang dapat membuat dirinya dikenal di Surakarta selain sebagai anak seorang Presiden dan putra mantan walikota Surakarta dua periode. ” Gibran harus tampil beda, menawarkan satu yang beda,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Jakarta, Ujang Komarudin mengatakan, jka ukurannya hanya maju di pemilihan wali kota Surakarta, maka Gibran akan mudah terpilih atau menang. Karena ayahnya masih jadi Presiden. Akan banyak orang yang bantu, jika Gibran jadi maju Calon Wali Kota Surakarta. Presiden punya segalanya untuk memenangkan anaknya Gibran.
” Namun untuk naik yang lebih tinggi lagi misalnya seperti ingin jadi Gubernur atau Presiden, Gibran akan kesulitan. Karena bagaimanapun, saat ini banyak yang kecewa terhadap Jokowi. Terlebih-lebih setelah Jokowi dan DPR memaksakan mengesahkan UU KPK. Lalu disambut mahasiswa dengan demonstrasi,” kata Ujang.
Jadi lanjut Ujang, jika untuk menjadi Wali Kota Surakarta, ia perkirakan Gibran punya peluang besar untuk menang. Tapi untuk jabatan lebih tinggi lagi seperti ingin jadi Gubernur atau Presiden seperti ayahnya, kansnya tak semudah itu. Apalagi sekarang masyarakat sudah kritis melihat fenomena politik dinasti di Indonesia. ” Sekarang tinggal lihat saja pembuktiannya. Masyarakat yang akan menentukan,” kata Ujang. (Supriyatna/Daily News Indonesia)
Discussion about this post