Daily News|Jakarta – Iran menyetujui rencana empat poin untuk pembicaraan dengan Amerika Serikat selama Sidang Umum PBB pekan lalu, sampai Presiden AS Donald Trump mengancam akan menambah sanksi terhadap Teheran, Presiden Hassan Rouhani mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu kemarin (3/10).
Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat proposal dan mencoba menengahi pertemuan antara Trump dan Rouhani, kata pemimpin Iran itu. “Presiden Prancis untuk kedua kalinya dalam 24 jam bertemu dengan saya dan dia menyampaikan rencana itu kepada saya, dan saya mengatakan bahwa secara umum rencana itu dari sudut pandang kami dapat diterima,” kata Rouhani.
Rouhani mengatakan program empat poin menetapkan bahwa Iran seharusnya tidak melanjutkan program senjata nuklir, harus mematuhi perdamaian regional, membantu berkontribusi pada perdamaian, dan, sebagai gantinya, AS akan mencabut semua sanksi terhadap Teheran dan memungkinkan ekspor Iran “segera.”
Teheran menolak keras ketika Trump menggandakan kenaikan sanksi dalam dua pengumuman yang dibuatnya selama 24 jam, kata presiden Iran.
Dalam pidatonya di PBB minggu lalu, Trump memperingatkan dia akan memperketat sanksi ekonomi jika Iran melanjutkan politik “haus darah” nya.
“Lalu aku memberi tahu orang-orang Eropa, sekarang (dengan) apa yang dia katakan, bagaimana kita bisa menerimanya?” Rouhani menambahkan dalam pidatonya di televisi.
Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terlihat mendesak Rouhani untuk bertemu Trump, dalam pertemuan tiga arah yang langka.
Dalam sebuah video yang menangkap pertemuan di sela-sela Sidang Umum PBB, PM Inggris Boris Johnson terdengar memberi tahu Rouhani: “Anda harus berada di sisi kolam renang dan melompat pada saat yang sama.”
“Jika dia meninggalkan negara itu tanpa bertemu dengan Presiden Trump, ini adalah kesempatan yang hilang,” kata Macron kepada Johnson.
Dalam sebuah wawancara Menlu Iran Javad Zarif mengatakan pihaknya terbuka untuk menegosiasikan kesepakatan baru, yang mungkin akan melihat “denuklirisasi permanen” Iran dengan imbalan bantuan sanksi yang diratifikasi Kongres.
Teheran sebelumnya mengatakan berulang kali tidak akan mau menegosiasikan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang dibatalkan oleh Trump pada Mei 2018.
Dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Italia Luigi Di Maio, Menlu AS Mike Pompeo meminta Uni Eropa untuk “bersatu melawan agresi Iran.” Namun dia menambahkan bahwa pemerintahan Trump tetap “berharap” tentang pembicaraan dengan Iran.
“Negara-negara Eropa telah mulai menyadari fakta bahwa Iran adalah agresor dan bukan yang dirugikan,” kata Pompeo.
“Kami tetap berharap bahwa akan ada kesempatan untuk membahas dengan Iran jalan ke depan,” katanya. (HMP)
Discussion about this post