Daily News indonesia – Analisis pengamat politik Saiful Mujani soal peluang Puan Maharani menjadi Wakil Presiden di 2024 akan terwujud bila dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai kurang tepat, karena Puan sendiri tidak begitu dikenal oleh publik.
Sejauh ini, elektabilitas dan popularitas Ketua DPR RI itu belum tinggi hingga sangat tidak masuk kalau dipaketkan dengan Anies di Pilpres 2024. Masukan Saiful Mujani ini kemudian mendapat tanggapan dari para pekerja media (wartawan-red) dalam diskusi lepas di Gedung DPR RI.
Menurut Prasetyo Siran, wartawan disalah satu media nasional mengatakan anak Ketua Umum PDI Perjuangan itu tidak terjual di publik, hingga harus dipasangkan dengan Anies hingga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Puan tidak bisa terjual di publik, benar kata Saiful Mujani bahwa Prabowo-Puan tidak bisa kalahkan Anies, itu benar,” kata Prasetyo Siran dalam diskusi lepas, Selasa, 9 November 2021.
Salah satu bukti Puan tidak terjual di publik, kata Prasetyo adalah saat dirinya menghadiri kegiatan vaksinasi di salah satu daerah di Jakarta, dan sebagian masyarakat di lokasi vaksinasi menyangka dirinya adalah Megawati Soekarnoputri. Artinya, Puan tidak dikenal oleh masyarakat kota, bagaimana di daerah.
“Puan itu pernah datang ke acara vaksinasi dan dia tidak dikenal, mereka malah menganggapnya Megawati, itu bukti Puan tidak kenal, cuman namanya saja. Jadi memang sulit untuk dijual sebagai Capres atau Wapres,” ujarnya.
Sementara itu, wartawan lainnya Sugandi menuturkan, jika di Pilpres 2024 nanti Partai NasDem mengusung Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tanpa ada PDIP, dipastikan tidak ada lawan tandingnya.
“Kalau misalkan NasDem mengusung Anies-Ganjar tanpa PDIP pasti menang, karena tidak ada tandingan lagi. Kenapa tanpa PDIP karena NasDem sama PDIP tidak cocok,” ucap Sugandi.
Sugandi pun menanggapi rencana Partai Gerindra yang akan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres di Pilpres 2024. Buat wartawan senior ini, waktu Prabowo sudah selesai, setelah dirinya meninggalkan pendukung militannya dengan memilih masuk ke kabinet Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
“Kalau Prabowo sendiri sudah tidak laku lagi di publik, setelah diketahui tidak konsisten kepada pendukungnya,” jelas lelaki yang akrab disapa Gandi itu.
Selain dua wartawan ini, Saiful Mujani juga mengakui ketidak cocokan antara NasDem dan PDIP dalam peta politik Indonesia saat ini, hingga peluang mengusung Anies-Puan di Pilpres 2024 sangat sulit terwujud.
“Bila Anies-Puan, Demokrat dan Nasdem mungkin tidak dukung, Golkar juga mungkin tidak karena Airlangga tak dapat posisi. PKS juga mungkin tidak karena susah berkoalisi dg PDIP. PKS bisa saja kemudian bergabung dg Prabowo bila ini yang terjadi,” papar Saiful Mujani.
“Manuver Anies selama ini kan rasional saja bukan ideologis, sama seperti Prabowo. Keduanya bisa terima ormas kaya FPI bila menguntungkan,” tutupnya.(RBA)
Discussion about this post