Daily News | Jakarta – Pagi itu udara sekitar tugu proklamasi Jakarta segar, cuaca cukup bersahabAku begitu bersemangat ketika bertemu dengan beberapa teman teman hebat yang selama ini hanya komunikasi lewat layar kaca kecil seperti dik Anton Permana, Dik Jumhur, babeh Damin, siganteng Joked dan lain lain
Lapangan Tugu proklamasi menjadi cantik dengan tatanan tenda merah putih, sederhana tapi nampak elegant
Kursi undangan yang disiapkan 500 seat memaksa para tamu berdiri, namun nampak dengan gembira dan ikhlas sambil bersenda gurau mengelilingi tenda
Singkat cerita semua nampak semangat dan bergembira seakan penuh harapan/ Aku sendiri ikut barisan yang tidak duduk meskipun sudah dipaksa dan dipersilahkan menempati deretan kursi elit. Namun seperti biasanya aku lebih suka jalan jalan sekitar arena sambil selfi selfian bersama para sahabat
Bagus, acara berjalan lancar dan tertib, satu persatu mulai pengucapan Basmallah, lagu Indonesia Raya, pembacaan tek proklamasi, pembukaan UUD 1945 serta pembacaan sikap dan maklumat secara bergantian dan acara sambutan sambutan
Tiba tiba HP ku bergetar, dan setelah kubuka rupanya ada SMS dari dik Jumhur, yang menyampaikan ada kelompok tamu didepan luar sedang bernyanyi nyanyi gembiraTak lama kemudian aku terima tilpon dari dik Anton Permana menanyakan : Abang ada dimana ?
Aku tanggap, dan diam diam aku bergeser menuju ketempat pertunjukan yang baru muncul ditengah acara kita, deklarasi KAMI sedang berjalan
Aku tertarik untuk menengok dan mendekati, karena suara sound sitimnya jauh lebih keras dan lebih nyaring menggema dan menenggelamkan suara KAMI yang lagi deklarasi
Begitu melihat gelagat, aku punya firasat, jika dibiarkan akan menjadi prahara yang tidak diinginkan bersama
Kelompok yang baru datang ini ternyata, sekitar 50 orang dari luar peserta deklarasi KAMI yang ada didalam komplek taman tugu proklamasi
Jika didengar suara dan esensinya jelas jelas berlawanan dengan inti tujuan deklarasi kamiTak buang buang waktu, aku berpikir dan bertindak cepat dengan bertanya kepada seorang Bintara polisi, apakah mereka ada ijin ke polisi ? tanyaku singkat
Kalau yang begini, biasanya bukan ijin pak, hanya pemberitahuan, jawabnya Terus apa langkah polisi setelah ada pemberitahuan, tanyaku lagi
Pertanyaanku yang ini tidak dijawab, karena mungkin lebih memperhatikan perkembangan situasi yang kurang kondusif, dimana para kelompok peserta deklarasi KAMI sudah mulai berdatangan mendekat kelokasi orasi tandingan yang berada sekitar 50 meter diseberang jalan, yang sudah dipagari rapat polisi yang berjajar dengan sigap
Terlintas di benakku…
Gawat, jumlah kelompok orasi tandingan hanya 50 orang, sedangkan peserta orasi lebih dari 2000 orang
Jika disulut sedikit saja, bisa bisa terjadi penggrudugan, pengeroyokan, pemukulan bahkan pembakaran
Cepat saya dekati Komandan Lapangan Kombes Pol HERU, dan seperti sebelumnya saya kordinasi untuk antisipasi kemungkinan terburuk
Karena suara orasi tandingan semakin keras dan semakin mengarah kepada acara deklarasi KAMI, saya meminta agar polisi memerintahkan orasi tandingan mengurangi suaranya
Kepada para pemimpin kelompok peserta orasi KAMI, saya sampaikan kendalikan anak buah tetap tertib terkendali, tidak terpancing suasana
Namun tidak ada tanda tanda dikurangi suara dari orasi tandingan, bahkan semakin semangat menggebu gebu yang diarahkan ketempat peserta deklarasi kami
Melihat perkembangan semakin mengkhawatirkan, segera aku ambil posisi loncat tembok pembatas jalan untuk.menahan dan menghentikan arus dari arah peserta deklarasi KAMI yang makin banyak dan ramai
Pada kesempatan yang sama, saya meminta kepada polisi untuk menghentikan orasi tandingan karena ini yang menjadikan sumber masalah pikirku
Saya perhatikan, polisi sudah berusaha, namun tidak ada perubahan apa yang dilakukan kelompok orasi tandingan
Tak sabar karena tak ada perubahan aku mendekat ke kelompok orasi tandingan yang masih terus gencar berorasi
Aku ditahan oleh polisi yang baris memagari orasi tandingan Aku berteriak agar polisi segera menghentikan kegiatan orasi tandingan
Nampaknya sia sia permintaanku ini, dibalik lain aku khawatir jika terlambat menangani bisa akan terjadi kerusuhan besar
Maka kepada polisi kembali saya peringatkan untuk menghentikan lagi kegiatan orasi tandingan ituKarena tetap tidak ada perubahan mulailah habis kesabaranmu
Dengan lantang aku berteriak….
Jika tidak dihentikan, sampai pada hitunganku kelima, aku akan memberikan perintah yang berbeda kepada para peserta deklarasi KAMI yang sudah nampak gusar. (DJP)
Discussion about this post