Daily News|Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk sejumlah nama menjadi menteri baru Kabinet Indonesia Maju. Nama-nama seperti Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, hingga Yaqut Cholil Qoumas dinilai menjadi bukti balas jasa Jokowi ke gerbong pendukung.
Sebanyak 6 dari 38 kursi menteri di pemerintahan dirombak Jokowi. Akan tetapi tidak satu pun jatah partai politik yang berkurang, justru jatah PKB bertambah.
Kursi menteri perdagangan tetap digenggam PKB dengan menempatkan pengusaha Muhammad Luthi, yang diklaim sebagai kader. Jatah PKB bertambah setelah Yaqut Cholil Qoumas menggantikan Fachrul Razi sebagai menteri agama.
Posisi menteri kelautan dan perikanan yang semula milik Gerindra kini ditempati ketua relawan Jokowi, Sakti Wahyu Trenggono. Namun Gerindra mendapat kursi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif dengan terpilihnya Sandiaga Uno.
Menteri kesehatan yang dari awal tidak dijabat petugas partai, kini ditempati bankir Budi Gunadi Sadikin. Sementara kursi menteri sosial tetap milik PDIP setelah Tri Rismaharini ditunjuk menggantikan Juliari.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai komposisi menteri baru Jokowi diwarnai politik balas budi. Jokowi dinilai sedang memberi jatah kepada para pendukungnya.
Misalnya nama Yaqut di kementerian agama. Yaqut adalah politikus PKB. Ia juga warga nahdliyin yang menjabat Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, organisasi sayap PBNU.
“Gus Yaqut ya kita tahu mungkin itu balas jasa ke NU dan ke PKB karena NU-PKB jatahnya sedikit kemarin. Juga ada kaitannya dengan ramai-ramai FPI. Dengan ini, posisi NU ada di atas FPI dalam polarisasi berbasis identitas agama,” kata Kunto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/12).
Kunto juga menyoroti nama Trenggono. Ia menilai Jokowi ingin membalas jasa kepada Sang Raja Menara karena telah memimpin gerbong relawan saat Pilpres 2019.
Sementara itu, penunjukan Risma berkaitan dengan jasa PDIP. Jokowi dianggap tengah memberi panggung politik bagi Ketua DPP PDIP itu.
“Risma mungkin dipersiapkan 2024 karena popularitasnya tinggi. Ini (jabatan menteri) akan memberi panggung politik bagi Risma setelah selesai dari Wali Kota Surabaya,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo berpendapat penunjukan Sandiaga juga berbau politik balas budi.
Meski begitu, Sandiaga punya rekam jejak yang mumpuni sebagai pengusaha dan politikus. Sehingga Sandi memang dibutuhkan Jokowi untuk mendongkrak sektor pariwisata usai pandemi.
“Beberapa memang mengindikasikan ini politik balas budi, terutama di KKP, mensos dan parekraf. Namun kita juga perlu menyimak di samping politik balas budi, kapasitas beliau-beliau ini,” ujar Wasisto, Selasa (22/12).
Wasisto menyoroti pos kementerian kesehatan. Menurutnya, penunjukan Budi Gunadi akan memicu pertanyaan besar di publik.
Latar belakang Budi sangat minim bersentuhan dengan dunia medis. Sementara ia akan menduduki kursi menteri yang menangani bidang kesehatan, apalagi di masa pandemi.
“Apakah dengan latar belakang beliau yang lebih banyak di dunia perbankan bisa bersinergi dengan dunia kesehatan?” kata Wasisto.
Wasisto mengatakan reshuffle menteri kali ini akan membawa dampak baik bagi Jokowi. Menurutnya, kepercayaan publik tergerus dalam beberapa waktu terakhir karena penanganan pandemi yang buruk, persoalan demokrasi, hingga korupsi dua menteri.
Pemilihan nama-nama populer, kata Wasisto, sebagai jalan keluar Jokowi dari kondisi tersebut. Menurutnya, selain melayani keinginan partai pendukung, perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi juga untuk melayani keinginan publik.
“Kalau karakter menteri populis seperti menag dan mensos ini saya pikir bisa mengkatrol kembali performa presiden. Kita tahu Yaqut punya basis massa, punya Banser di belakangnya. Risma kita tahu cukup punya atensi positif di ruang publik,” ujarnya. (DJP)
Discussion about this post