Daily News|Jakarta – Setelah disindir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengatakan tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) banyak yang mau jadi presiden, Refly Harun pun meresponnya.
Refly yang masuk sebagai deklarator KAMI mengatakan tak ada salahnya orang ingin jadi presiden, sama seperti Megawati yang pernah gagal jadi presiden saat Pilpres 2004 dan 2009.
“Saya ingin bercanda, kenapa masalahnya kalau orang ingin jadi presiden? Bukankah Bu Mega sendiri pernah juga jadi presiden dan selalu ingin jadi presiden juga kan?” kata Refly seperti dilansir dari netralnews.com, Sabtu (29/8/2020).
Refly mengatakan, keinginan Megawati menjadi presiden bisa dilihat dari keikutsertaannya dalam tiga kali pilpres, yakni Pilpres 1999 yang dilaksanakan melalui Sidang Umum MPR.
Kemudian, Megawati kembali maju sebagai capres di Pilpres 2004 dan 2009 setelah sempat menjabat sebagai Presiden ke-5 menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Paling tidak pernah nyalon presiden dua kali, bahkan tiga kali. Pertama, Sidang Umum MPR tahun 1999. Kedua, Pilpres 2004. Ketiga Pilpres 2009, kan tidak ada masalah, ketiga kali kan?” ujarnya sembari tertawa.
“Kalau di luar negeri tidak ada yang sampai tiga kali nyalon. Kalau di Indonesia ada, termasuk Prabowo (Ketum Gerindra) misalnya. Tapi Prabowo dua kali nyalon presiden (satu kali cawapres), rupanya lebih banyak Bu Mega ya,” jelas pakar hukum tata negara itu.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyinggung deklarasi KAMI. Ia menyebut banyak tokoh dalam koalisi bentukan Din Syamsuddin cs itu yang punya hasrat menjadi presiden.
“Saya suka ketawa, ini kemarin ini ada pemberitaan ada orang yang membentuk KAMI, di situ kayaknya banyak banget yang kepengen menjadi presiden,” kata Megawati saat membuka Sekolah Partai Angkatan II Calon Kepala Daerah PDIP secara virtual, Rabu (26/8/2020).
Mega lantas menyindir tokoh- tokoh KAMI yang mau berpolitik tapi tak punya partai. “Terus saya mikir, lah dari pada bikin seperti begitu kenapa ya dari dulu tidak cari partai ya?” ujar Ketum PDIP itu.
Megawati kemudian menyinggung soal sistem tata negara dan pemerintah Indonesia yang sangat membutuhkan partai politik. Ia mengingatkan bahwa partai politik diperlukan bagi setiap pemimpin untuk bekerja menyejahterakan rakyat.
“Peraturan di republik ini, tata kenegaraan, tata pemerintahan, termasuk yang namanya Pilkada dan Pemilu, maka seseorang harus mencari partai, dukungan, usungan,” jelas putri Presiden pertama Soekarno itu.
Lebih jauh, Megawati mengungkapkan, sah-sah saja jika mau jadi pemimpin melalui jalur independen. Hanya saja, lanjutnya, pemimpin dari jalur independen akan kesulitan ketika harus bekerja sama dengan unsur legislatif.
“Banyak orang yang tidak berpartai mencoba masuk lewat independen. Tidak ada salahnya, hanya jangan lupa, independen kalau jadi dia tidak punya fraksi lho. Jadi bagaimana kalau akan bicarakan namanya pemerintahan di daerah, kan harus ada toh pemerintahan melalui bupati/wali kota/gubernur, kan harus bicara dengan DPRD I atau nasional,” tutupnya. (DJP)
Discussion about this post