Daily News|Jakarta – Penyebaran penyakit yang menyerang pernapasan yang sudah dikategorikan sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah terdeteksi di lebih dari 162 negara. Jumlah kasus telah mencapai hampir 200.000 orang, dan korban meninggal nyaris mencapai angka 8.000.
Di Indonesia, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang masa darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona di Indonesia hingga 29 Mei 2020.
Perpanjangan masa darurat ini berimbas pada dana, di mana BNPB mempunyai kemudahan akses, antara lain pengerahan sumber daya manusia, pengerahan peralatan, dan pengerahan logistik.
Sejak pertama terdeteksi di Indonesia pada awal Maret, hingga kini sudah lebih dari 200 orang yang positif terinfeksi virus corona dan 19 orang yang meninggal dunia, menurut data pemerintah.
Sementara itu, menurut Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam laporan yang diterbitkan pada 15 Maret, memperkirakan puncak epidemi akan terjadi pada akhir Maret.
Simulasi epidemi nCOVID-19 yang berdasarkan Kurva Richards itu memperkirakan jumlah kasus maksimal di Indonesia akan mencapai lebih dari 8.000. Sementara, akhir epidemi diperkirakan akan terjadi pada pertengahan April 2020.
Penelitian itu diperoleh dengan menggunakan parameter model hasil estimasi dari Korea Selatan, yang merupakan negara yang dipandang telah cukup berhasil menjalankan standar operasional prosedur (SOP) pencegahan pandemi penyebaran.
Berdasarkan kondisi tersebut, laporan itu mencatat bahwa “bila langkah pencegahan tidak dilakukan secara serius, maka kasus bisa berlipat dalam puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan penderita.”
Menilai langkah-langkah yang telah diambil pemerintah, beserta tingkat kesadaran masyarakat, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkmen Profesor Amin Soebandrio mengatakan kemungkinan epidemi akan berlanjut hingga Mei.
“Dengan masuknya bulan puasa bulan April dan juga himbauan dari MUI untuk tidak melakukan ibadah dengan jumlah orang yang besar, kemudian nanti waktu Idul Fitri juga demikian, kita berharap sih setelah itu akan subside,” kata Amin.
“Jadi sekitar bulan Mei akan mulai menurun dengan melihat tren aktivitas petugas kesehatanya pemerintah, baik Kementerian Kesehatan maupun dengan ditunjuknya satgas sehingga semua aktivitas itu lebih terkoordinir saat ini dan juga partisipasi masyarakat yang semakin besar.” (DJP)
Discussion about this post