Daily News|Jakarta –Setelah menghadapi kelaparan, penyakit, dan kematian di laut selama berbulan-bulan, anak-anak lelaki dan perempuan Rohingya ini diberi kesempatan untuk menikmati masa kecil mereka dengan bantuan sebuah komunitas di Aceh, Indonesia.
Anak-anak itu termasuk di antara sekitar 100 pengungsi Rohingya yang diselamatkan di laut oleh nelayan setempat setelah melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan.
“Kami pikir kami akan mati karena kelaparan dan kehausan,” kata seorang pengungsi. “Tetapi orang Indonesia membantu kami, dan saya sangat berterima kasih.”
Beberapa pengungsi tewas ketika perahu mereka tenggelam sebelum bantuan bisa tiba.
“Kita lebih baik, dengan makanan dan segalanya,” kata salah seorang pengungsi.
“Tapi rasa sakit di hatiku adalah bahwa keluargaku tidak tahu apa-apa, apakah aku masih hidup atau tidak.”
Setelah mereka dibawa ke pantai, orang-orang yang tinggal di dekatnya memberi mereka pakaian sementara pihak berwenang mengirim mereka untuk tes COVID-19.
Penduduk lokal dan LSM sekarang menyediakan makanan dan dukungan bagi para pengungsi untuk trauma yang mereka hadapi.
LSM berusaha menghubungkan kembali anak-anak yang tidak didampingi dalam kelompok dengan keluarga mereka.
“Kami tidak perlu mengeluarkan uang dari pemerintah, karena LSM dan masyarakat telah banyak membantu,” kata Ridwan Jali dari tim tanggap darurat Aceh.
Beberapa pengungsi Rohingya mengatakan mereka tidak pernah berniat untuk mencapai Indonesia.
“Satu-satunya harapan saya adalah bertemu suami saya di Malaysia,” kata salah satu dari mereka. “Sekarang saya mengandalkan keputusan pemerintah Indonesia. Saya berharap mereka akan melakukan yang terbaik untuk kita.”
Meskipun sambutan hangat, Rohingya ini belum tahu apakah mereka akan diizinkan untuk tinggal atau apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya. (HMP)
Discussion about this post