Daily News|Jakarta – Mantan ajudan II Jenderal Besar Soedirman, Mayor (Pur) Abu Arifin (99) berbagi cerita sejarah perjuangan di rumahnya di Desa Dawuhan, Kecamatan Padamara, Purbalingga. Ia ingin rumahnya tersebut rencananya akan dijadikan monumen perjuangan. Meski mata kirinya terserang kanker, Abu Arifin masih aktif menulis.
Ia juga ingin, pada ultah ke-100 nanti, dapat membagikan buku karyanya ke Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara.
Mayor (Purn) Abu Arifin, mungkin tak banyak yang mengetahui tentang nama atau sosok ini.
Ternyata, dia adalah salah seorang mantan ajudan II Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Saat ini, Mayor (Purn) Abu Arifin usianya hampir menginjak 1 abad alias 100 tahun.
Meski demikian, usia senja tersebut bukan kendala bagi Mayor (Purn) Abu Arifin untuk tetap terus berkarya.
Diketahui, Abu Arifin ternyata masih aktif menulis buku hingga saat ini.
Buku-buku karya pria kelahiran 19 Januari 1921 itu, direncanakan akan dibagikan saat ulang tahunnya ke-100.
Mayor (Purn) Abu Arifin berencana menggelar perayaan ulang tahunnya di Bandung, dan mengundang Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga merupakan purnawirawan jenderal TNI Angkatan Darat (AD).
Di 99 tahun usianya, ingatan Abu tentang sejarah masih cukup kuat. Ia bahkan bisa bercerita secara runtut peristiwa-peristiwa bersejarah dalam perjuagan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Khususya, perjuangan yang ia alami selama menjadi ajudan II Pangilma Besa Jenderal Soedirman.Sehari-hari, selain aktif menulis buku, Abu Arifin juga masih melakukan pelayanan terhadap umat dan mengajar di berbagai tempat.
Maklum, di masa tuanya, Abu merupakan seorang pendeta.
Padahal, saat ini kondisi Abu cukup memprihatinkan. Mata kirinya kini terserang kanker. Namun, sakit tak mampu membendung gelora semangat dan kemaunnya.
“Saya terserang kanker sejak setahun yang lalu. Mata saya awalnya luka dan kata dokter katanya kanker,” ujar mantan ajudan II Jenderal Besar Soedirman pada awal tahun 1946, saat ditemui TribunBanyumas.com, Rabu (8/7/2020).
Saat diketehaui kanker mata, Abu diminta oleh dokter untuk operasi. Tapi anak-anak keberatan matanya dioperasi.
“Saya selama ini berobat di RS Margono Soekarjo. Saya kemarin berobat dan diberi obat jalan,” mantan purnawirawan Polisi Militer (PM) berpangkat Mayor.
Abu bersyukur meski mata kirinya sakit, masih bisa melihat dan membaca menggunakan mata kanannya.
Ia pun masih terus aktif menulis. Hingga kini, menurut dia, sudah 46 judul buk yang ditulisnya.
“Ini ada 16 buku yang akan dijilidkan. Buku-buku yang telah dijilid sekitar 30 buku dan masih ada masih saya tulis,” jelasnya.
Rencananya, buku tersebut akan dibagikan pada perayaaan ulang tahunnya ke-100, pada 19 Januari 2021 mendatang.
Dirinya berkeinginan merayakan ulang tahunya di Bandung, dan mengundang Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara.
“Kalau mereka pada datang buku-buku itu akan saya akan bagikan,” ujar dia.
Bersurat Ke Ganjar Pranowo
Pada usia yang tidak lagi muda, Abu masih mempunyai keinginan untuk membuat monumen di halaman rumahnya.
Dirinya ingin, dengan adanya monumen tersebut, dapat mengingatkan generasi muda akan perjuangan Jenderal Besar Soedirman.
“Saya masih ingin berbagi cerita ke generasi muda bagaimana perjuangan Jenderal Besar Soedirman.”
“Saya sudah buat tandu, dan dokar yang dibuatnya menggunakan dana pribadi sebagai simbol yang digunakan Jenderal Besar Soedirman,” ujarnya.
Namun masih ada yang kurang yaitu pantung Jenderal Besar Soedirman. Dirinya bersurat ke Gubenur Jawa Tengah agar dibuatkan patung tersebut.
“Saya sudah bersurat beberapa hari yang lalu. Sekarang saya menunggu balasan dari Pak Ganjar,” tukasnya. (DJP)
Discussion about this post