Daily News|Jakarta – Seorang juru masak, Jose Andres menceritakan pengalamannya menyiapkan makanan saat penumpang dan awak kapal pesiar Diamond Princess dikarantina akibat virus corona di perairan Yokohama, Jepang bulan lalu.
Andres mengatakan seluruh makanan yang dihidangkan untuk penumpang terlebih dulu disiapkan di luar kapal, tepatnya di daratan. Andres melakukan aksi kemanusiaannya di bawah bendera lembaga nirlaba yang didirikannya, World Central Kitchen.
“Kami mendapat banyak bantuan dari koki Jepang untuk memasak dan menyiapkan makanan. Dapur didirikan di pelabuhan Yokohama dan tim akan memasak untuk para penumpang,” jelas Andres.
Ia menerangkan semua makanan akan dibawa ke dapur bersih yang berada di dekat kapal setelah semua makanan siap.
“Kami akan memanaskan ulang makanan dan memasukkannya kembali ke kemasan untuk dibawa ke dalam kapal. Nantinya di dalam, mereka (kru) akan mengurus proses distribusi,” ujarnya menambahkan.
Meskipun dalam kondisi darurat, Andres mengatakan semua proses persiapan memasak makanan dilakukan secara profesional.
Tim yang terlibat dalam proses ini berupa memastikan semua persiapan dan makanan aman untuk dikonsumsi.
“Saya katakan semua dilakukan dengan sangat profesional untuk memastikan bahwa semua orang akan aman untuk mencapai misi kami yakni memberi makan semua orang dengan cara yang sehat,” katanya.
Princess Cruise sebagai perusahaan yang menaungi kapal pesiar Diamond Princess mengumumkan bekerja sama dengan World Central Kitchen untuk mempersiapkan dan mengantarkan makanan untuk kru dan penumpang saat berada di pelabuhan Yokohama.
Aksi kemanusiaan Andres bersama lembaga nirlaba yang didirikannya bukan pertama kali terjadi. Pada September 2019, ia menyediakan lebih dari 100 ribu makanan gratis untuk korban selamat Badai Dorian di Bahama.
Dia juga sempat membuka dapur umum untuk menyediakan makanan gratis bagi pekerja federal di Washington saat pemerintah Amerika Serikat menutup kantor pemerintahan pada Januari 2019 lalu.
Kapal pesiar Diamond Princess berangkat dari Yokohama pada 20 Januari dan dijadwalkan kembali pada 4 Februari. Namun pada 25 Januari seorang penumpang yang turun di Hong Kong dinyatakan positif Covid-19.
Menyusul temuan itu, pada 3 Februari sekitar 10 orang di dalam kapal pesiar dinyatakan positif virus corona. Pemerintah China kemudian mengumumkan untuk melakukan karantina di atas kapal yang berlabuh di pelabuhan Yokohama.
Kendati semua penumpang dan awak sudah dipulangkan ke negara asal, tercatat 696 orang yang sempat berada di dalam kapal pesiar tersebut dinyatakan positif corona. Sekitar 380 di antaranya dilaporkan tidak menunjukkan gejala terinfeksi corona. (HMP)
Discussion about this post