Daily News|Jakarta –Pengamat yang menyebut dirinya sastrawan politik, Ahmad Khozinudin, berkomentar tentang pasukan khusus yang mengepung Markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, dalam artikelnya yang viral kemarin.
“Beredar video viral pada Kamis (19/11/2020), dimana sejumlah mobil dinas TNI yang dikawal satu patroli motor melintas di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Mobil dinas TNI tersebut menghentikan kendaraannya di depan gang Markas FPI sambil membunyikan sirene,” tulisnya mengawali reportase dan analisisnya.
“Tak lebih dari dua menit, sejumlah mobil dinas TNI tersebut kembali melanjutkan perjalanan. Tak hanya video, beredar pula foto dimana terlihat sejumlah personel TNI yang mengendarai sepeda motor bebek berada di Jalan Petamburan III yang menjadi Markas FPI.”
Komandan Koopssus (Dankoopssus) Mayjen TNI Richard Tampubolon membantah adanya penyepungan atau ‘show off’ menakuti-nakuti FPI. Dia mengatakan, jika konvoi kendaraan tersebut dalam rangka kembali ke markas: ”Itu melintas perjalanan kembali ke markas,” ujarnya.
Luar biasa, sejak kapan melintas harus membunyikan sirine meraung dan berhenti di suatu tempat yang diketahui saat ini pemimpinnya sedang menggerakkan Revolusi Akhlak dan berseberangan dengan rezim Jokowi ? TNI itu alat Negara atau sudah berubah menjadi alat kekuasaan ?
Unjuk kekuatan, diplomasi gertak dengan unjuk pasukan dan gelar alutsista itu ditujukan kepada musuh. Bukan kepada rakyat sendiri.
Semestinya, TNI itu hormat dan segan terhadap rakyat. Bukan malah ikut-ikutan menakut-nakuti rakyat.
Tindakan seperti itu semestinya ditujukan kepada OPM yang bukan hanya membunuh sipil dan polisi. Anggota TNI juga dibantai OPM.
Tindakan seperti itu semestinya ditujukan kepada China yang telah melanggar kedaulatan laut perairan Natuna, Laut Cina Selatan. China juga banyak merugikan bangsa ini.
Unjuk kekuatan kok ke FPI ? Ke sipil ? Ke rakyat yang selama ini aktif membantu masyarakat yang terkena bencana. Ke rakyat yang selama ini menjadi mitra TNI.
Tak usah berdalih konvoi, itu jalur tak lazim dilalui konvoi. Apa pula tujuan berhenti hingga dua menit di markas FPI, dengan membunyikan sirine.
“Saya mengkritik TNI, agar jangan mengikuti jejak polisi yang begitu terlihat menjadi alat politik rezim. Saya mengingatkan TNI agar tetap bersama rakyat, bukan menjauh apalagi memusuhi rakyat.”
“Ingatlah, sejarah TNI itu dekat dengan ulama, dekat dengan Umat. Bahkan, TNI lahir dan dibesarkan dari rahim umat. Tak layak, TNI durhaka kepada umat.”
TNI adalah harapan Umat, karena itu berbaktilah kepada umat. Penguasa bisa datang dan pergi, kekuasaan itu dipergilirkan. Sementara umat, akan abadi dan menjadi tempat kembali TNI, tutupnya. (DJP)
Discussion about this post