Daily News|Jakarta – Ribuan warga Jakarta turun ke jalan-jalan di sekitar lingkaran lalu lintas Hotel Indonesia dengan berjalan kaki atau bersepeda selama kebangkitan Car Free Day (CFD) pada 21 Juni 2020.
Massa besar orang mengangkat kekhawatiran baru tentang peningkatan penyebaran COVID-19 di episentrum wabah Indonesia, menyusul pelonggaran pembatasan sosial skala besar (PSBB) baru-baru ini pada 8 Juni.
Pemerintah Jakarta sekali lagi menangguhkan Car Free Day (CFD) di tengah kekhawatiran atas kesehatan dan keselamatan masyarakat menyusul laporan kerumunan besar yang datang ke acara pembukaan kembali pada hari Minggu, meskipun jarak fisik masih berlaku.
Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo membenarkan bahwa pemerintah telah memberlakukan kembali penangguhan acara tersebut.
“Benar, [CFD] tentang Sudirman dan Thamrin ditangguhkan,” kata Syafrin kepada kompas.com pada hari Rabu, merujuk pada jalan raya utama di Jakarta Pusat di mana acara berlangsung pada hari Minggu.
Secara terpisah, kepala Badan Urusan Umum Jakarta (Satpol PP) Arifin mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk menggunakan ruang publik seperti taman untuk mengakomodasi warga Jakarta yang terbiasa berolahraga di luar ruangan selama CFD.
“Untuk saat ini, CFD di Sudirman dan Thamrin ditangguhkan. Tapi mungkin ada ruang alternatif […] sehingga orang dapat [berolahraga] di luar Sudirman dan Thamrin, “kata Arifin. “Kami akan mencari ruang publik di kota yang dapat [menjadi tuan rumah] aktivitas fisik.”
Dia mengatakan bahwa memindahkan CFD di tempat lain akan meminimalkan jumlah orang yang dapat berkumpul di satu tempat pada waktu tertentu.
Aktivitas luar ruang massal selama darurat kesehatan COVID-19 mengangkat masalah kesehatan masyarakat, khususnya di pusat penyebaran Indonesia.
CFD pada 21 Juni adalah yang pertama sejak ditangguhkan pada 15 Maret, hampir sebulan sebelum ibukota menerapkan pembatasan skala besar (PSBB) pada 10 April.
Menanggapi lemahnya disiplin di antara peserta dalam menjaga jarak fisik pada hari Minggu, Prasetio Edi dari Dewan Legislatif Jakarta (DPRD) mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan menunda acara untuk meminimalkan risiko infeksi virus corona.
“CFD beberapa hari yang lalu harus dievaluasi kembali karena warga Jakarta masih kurang disiplin [dalam mengikuti protokol kesehatan],” kata Prasetio, Selasa.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pada 14 Juni bahwa CFD akan dihidupkan kembali pada hari Minggu berikutnya “hanya untuk latihan”, dan bahwa para pedagang kaki lima akan dilarang dari acara tersebut selama transisi dari PSBB ke fase “normal baru”.
Pada hari Selasa, Jakarta telah mencatat 10.123 kasus COVID-19 dan 619 kematian yang dikonfirmasi terkait dengan penyakit ini. (DJP)
Discussion about this post