Daily News|Jakarta – Presiden Venezuela Nicholas Maduro pada Sabtu (23/1) menyatakan kesediaannya untuk membuka lembar diplomatik baru dengan Amerika Serikat (AS) setelah Joe Biden dilantik sebagai orang nomor satu.
Keinginan Maduro adalah agar kedua negara dapat mencapai “jalan baru” setelah bertahun-tahun terjadi ketegangan antara pemerintah Maduro dan pemerintahan Trump. Presiden Venezuela mengatakan jalan itu harus didasarkan pada “saling menghormati, dialog, komunikasi, dan pengertian.”
Dia mengatakan pemerintahnya harus fokus pada “memecahkan hambatan, mencapai pemulihan ekonomi, dan membangun dialog nasional yang hebat.”
AS secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela pada Januari 2019, ketika Trump mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Saat itu, Guaido menjabat sebagai presiden Majelis Nasional Venezuela.
Belakangan, AS memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Venezuela dan perusahaan minyaknya, PDVSA. Sanksi tersebut, menurut Maduro, mengakibatkan Venezuela kehilangan hingga 99 persen pemasukannya dari minyak. Demikian pula, Wakil Presiden Perencanaan Ricardo Menendez memperkirakan negaranya telah kehilangan lebih dari USD40 miliar karena sanksi tersebut.
Pada November, ketika Biden memenangkan pemilihan presiden AS, Maduro memberi selamat kepada presiden terpilih saat itu dan mengatakan pemerintahnya “siap untuk berdialog dan memiliki pemahaman yang baik dengan rakyat dan pemerintah Amerika Serikat.”
Maduro mengulangi pesan itu pada bulan Desember. Belakangan di bulan itu ada laporan yang menyebutkan Biden siap untuk memulai kembali pembicaraan dengan Venezuela. (HMP)
Discussion about this post