Daily News|Jakarta – Pimpinan Senator Minoritas, Chuck Schumer dan dua orang senator Demokrat lainnya sedang menyiapkan surat kepada Presiden AS Donald Trump berisi permintaan agar Trump mendeklarasikan virus corona sebagai darurat nasional.
Sampai kini masih belum diketahui kapan surat itu akan dilayangkan. Meski begitu, dilansir dari sebuah sumber yang dilaporkan Reuters, Presiden Donald Trump sendiri pada Rabu lalu (11/03/2020) sedang mempertimbangkan hal serupa yakni deklarasi darurat nasional.
Meski sebelumnya, dilansir dari Politico, Trump ragu untuk mendeklarasikan situasi darurat nasional terkait virus corona karena enggan menimbulkan kepanikan yang dramatis.
Sebagai gantinya, Trump diperkirakan akan menandatangani dalam beberapa hari ke depan, apa yang Gedung Putih sebut memungkinkan pemerintah Federal menutupi pinjaman usaha kecil, gaji untuk pekerja per jam dan menunda tagihan pajak. Hal itu diperkirakan mampu meningatkan
Paket stimulus ekonomi yang dimaksud di antaranya berisi gagasan Trump dan Wakil Presiden Mike Pence akan pemotongan pajak gaji yang luas, rencana infrastruktur, cuti sakit yang dibayar untuk karyawan bekerja per jam dan potensi keterlambatan perkiraan pembayaran pajak beberapa orang AS.
Dilansir dari CNN pada Rabu (11/03/2020) lalu menerangkan bahwa Schumer bersama senator Demokrat Patty Murray dari Washington dan Gary Peters dari Michigan akan meminta deklarasi formal.
Deklarasi formal terkait darurat nasional ini yang akan memberikan akses kepada Federal Emergency Management Agency (FEMA) sebanyak 40 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 578 triliun dalam Dana Bantuan Bencana. Dana itu diberikan untuk membantu pemerintah negara bagian dan lokal saat mereka memerangi wabah.
FEMA saat ini menyediakan dukungan kepada negara rekanan dan bekerja intens dengan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. CDC sendiri telah mengeluarkan petunjuk (guidance) terkait karantina untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sementara pada jumat lalu, Trump sudah menandatangani tagihan pengeluaran sebanyak 8,3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 578 juta untuk penanganan virus corona.
Dana sebanyak itu sudah termasuk tiga milliar dollar AS untuk riset dan pengembangan vaksin, uji virus corona dan perawatan medis, sebesar 2,2 miliar dollar AS untuk membantu aktivitas kesehatan publik dalam pencegahan, persiapan dan respon.
Juga sebanyak 1,25 milliar dollar AS untuk upaya membantu usaha internasional yang bertujuan menghentikan penyebaran virus. Ada tambahan biaya lain sebesar 500 juta dollar AS untuk meringankan program “telehealth” yang memungkinkan orang sakit mendapatkan perawatan tanpa perlu mengunjungi dokter.
Jumlah tersebut merupakan peningkatan substansial dari 2,5 miliar dollar AS dari dana darurat yang awalnya diusulkan Gedung Putih.
Kini, berdasarkan laporan New York Post Selasa lalu, lebih dari 1.000 orang di AS telah mengidap virus corona. Setidaknya sebanyak 17 negara bagian telah mendeklarasikan darurat yang memungkinkan mereka membuat regulasi tertentu.
Pada Kamis pagi (12/03/2020), kasus infeksi virus corona di seluruh dunia sudah mencapai 126.136 orang dari 107 negara yang memberikan konfirmasi.
Di AS sendiri, setidaknya dalam 43 negara bagian dan distrik Columbia mengonfirmasi infeksi kasus virus corona sebanyak 1.312 kasus dengan angka kematian sebanyak 38 jiwa. Berikut ini data infeksi virus corona dan kematian sebab virus tersebut dalam angka di AS berdasarkan laporan dari Fox News. (HMP)
Discussion about this post