Daily News Indonesia | Jakarta – Polisi di Paris menangkap lebih dari 100 orang sebagai protes untuk menandai ulang tahun pertama gerakan rompi kuning anti-pemerintah berubah menjadi kekerasan.
Demonstrasi rompi kuning berlangsung secara nasional pada hari Sabtu, setahun setelah mereka pertama kali meletus.
Gas air mata dan meriam air digunakan oleh polisi di Paris, tempat ribuan pemrotes memadati jalan. Para perusuh mengeluarkan beberapa kekerasan terburuk yang pernah dialami kota ini dalam beberapa bulan.
Dengan banyak orang berpakaian hitam dan memakai topeng untuk menyembunyikan wajah mereka, para perusuh di beberapa bagian kota membakar barikade, bank-bank yang dirusak, membakar tempat sampah dan melemparkan batu-batu besar ke arah polisi.
Pada Sabtu malam, polisi Paris mengatakan 147 orang telah ditangkap di seluruh ibukota. Protes nasional dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pemerintahnya dituduh mengabaikan kebutuhan warga negara biasa.
Protes pertama kali meletus pada November tahun lalu karena kenaikan harga bahan bakar, tetapi tumbuh untuk menutupi keluhan yang lebih luas, termasuk upah yang stagnan, biaya hidup dan ketidaksetaraan ekonomi.
Macron berusaha untuk memadamkan protes dengan janji pemotongan pajak, pensiun yang lebih tinggi dan reformasi, tetapi banyak yang masih merasa dia belum melakukan cukup.
“Kami di sini bahkan jika Macron tidak menyukainya,” teriak para demonstran saat mereka berbaris melintasi Paris pada hari Sabtu. (HMP)
Discussion about this post