Daily News|Jakarta –Rusia mengatakan sanksi baru yang dijatuhi Amerika Serikat dan Uni Eropa sama sekali tidak dapat diterima. Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov juga menolak klaim keterlibatan Moskow di balik keracunan tokoh oposisi Alexei Navalny.
“Kami yakin tindakan seperti itu sama sekali tidak dapat diterima karena secara signifikan merusak hubungan yang sudah buruh dengan Washington dan Brussel,” kata Peskov.
Menurutnya sanksi baru tidak lain sebagai bentuk campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova juga menolak sanksi dan agresi yang diberikan Barat kepada pihaknya.
“Kami akan terus secara sistematis dan tegas membela kepentingan nasional kami dan menolak agresi,” ucap Zakharova seperti mengutip AFP.
Menurutnya, sikap AS tak ubahnya upaya menumbuhkan citra musuh eksternal sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah dalam negeri mereka.
“Kami mendesak rekan-rekan kami untuk tidak bermain-main dengan api,” tambahnya dalam pernyataan resmi, Selasa(2/3) malam.
Departemen Keuangan AS resmi menjatuhi sanksi terhadap tujuh peabat senior Rusia yakni Direktur FSB Alexander Bortnikov, kepala direktorat kebijakan domestik Andrei Yarin, wakil menteri pertahanan Alexei Krivurochko, Pavel Popov, mantan perdana menteri yang kini menjadi wakil kepala staf pertama Putin Sergei Kiriyenko, direktur layanan penjara federal Alexander Kalashnikov, dan jaksa agung Igor Krasnov.
Sanksi ini sekaligus membekukan semua aset milik ketujuh pejabat Rusia yang berada di bawah yurisdiksi AS.
Kendati demikian, tidak jelas apakah ketujuh pejabat Rusia itu memiliki aset di AS.
Selain itu, Uni Eropa turut menjatuhkan sanksi terhadap empat pejabat senior Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin terkait kasus keracunan yang dialami pemimpin oposisi Navalny.
Sanksi Uni Eropa berlaku untuk Alexander Bastrykin, Viktor Zolotov, Krasnov, dan Kalashnikov. Bastrykin merupakan tokoh komite investigasi yang menangani penyelidikan kriminal besar dan melaporkannya ke Putin, sementara Zolotv merupakan kepala pengawal nasional Rusia.
Navalny adalah pemimpin oposisi yang vokal mengkritik Putin, dia sudah beberapa kali ditahan Rusia. Ia ditahan setibanya di Moskow pada Januari lalu setelah dirawat di Jerman akibat diduga diracun dengan zat saraf Novichok.
Penahanan Navalny pad Februari lalu menuai kecaman terutama dari negara Barat dan demonstrasi yang kian meluas di dalam negeri Rusia.
Sejauh ini, aparat keamanan Rusia dilaporkan telah menahan lebih dari 3.400 demonstran yang memprotes penahanan Navalny. (HMP)
Discussion about this post