Daily News|Jakarta – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menegaskan bahwa Iran masih menjadi ancaman utama bagi negaranya.
Dalam pidatonya kepada badan penasihat resmi kerajaan, Dewan Syura, Raja Salman mengatakan ancaman Iran tetap menjadi perhatian utama.
Raja Salman menuding Iran mendukung terorisme dan memicu sektarianisme di kawasan Timur Tengah. Ia menekankan “pentingnya menemukan solusi radikal untuk memastikan Iran tidak memperoleh senjata pemusnah massal” seperti nuklir.
“Arab Saudi menegaskan kembali bahaya proyek kawasan milik rezim Iran,” kata Raja Salman pada Kamis (12/11) seperti dikutip Associated Press.
Iran dan Saudi memang merupakan musuh bebuyutan, di mana keduanya saling berebut pengaruh di kawasan.
Saudi saat ini juga terlibat perang sipil di Yaman yang melibatkan pemerintah dengan pemberontak Houthi. Kelompok Houthi selama ini disebut mendapat dukungan dari Iran.
Perang yang telah berlangsung sejak 2015 lalu itu dilaporkan telah menewaskan ribuan orang dan dianggap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terparah.
Selama ini, Saudi turut mendapatkan bantuan militer dari Amerika Serikat dalam perang di Yaman. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS terus memperkuat tekanan terhadap Iran, termasuk menjatuhkan kembali serangkaian sanksi ekonomi.
Trump bahkan sempat memblokade upaya Kongres AS yang ingin menghentikan bantuan militer AS bagi Saudi terkait perang di Yaman.
Setelah kekalahan Trump di pemilihan umum AS pada 3 November lalu, belum diketahui apakah Gedung Putih di tangan presiden terpilih, Joe Biden, akan tetap menerapkan kebijakan yang keras terhadap Iran.
Selain soal Iran, Raja Salman juga memaparkan upaya pemerintah Saudi dalam menanggulangi pandemi virus corona (Covid-19).
Dalam pidatonya, raja berusia 82 tahun itu juga memastikan bahwa pemerintah berupaya menjaga stabilitas pasokan minyak yang merupakan sumber utama pemasukan negara. (HMP)
Discussion about this post