Daily News|Jakarta – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in kembali menyatakan usulannya untuk deklarasi berakhirnya Perang Korea. Moon menyampaikan upaya itu akan membuka jalan bagi denuklirisasi utuh dan perdamaian abadi di semenanjung Korea.
Usulan itu disampaikan Moon melalui video dalam sesinya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) tahunan, Rabu (23/9). Dia meminta dukungan masyarakat internasional agar Korea bisa maju ke era rekonsiliasi dan kemakmuran melalui deklarasi berakhirnya perang.
Tahun ini menandai peringatan 70 tahun pecahnya perang yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan melalui perjanjian damai pada 1953.
“Waktunya telah tiba untuk menghapus tragedi yang masih ada di Semenanjung Korea. Perang harus berakhir sepenuhnya dan untuk selamanya,” kata Moon dalam pidato yang disiarkan langsung pada Rabu pagi waktu Seoul seperti melansir Yonhap News Agency.
Usulan Moon dipandang bertujuan untuk merevitalisasi proses perdamaian Korea yang kian kehilangan daya sejak Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un gagal menghasilkan kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi di Hanoi pada awal 2019.
“Perdamaian di Semenanjung Korea yang masih dalam proses dan perubahan yang penuh harapan kini telah terhenti,” ujar Moon.
Dia menekankan pentingnya perdamaian di semenanjung karena akan menjamin perdamaian di Asia Timur Laut dan membawa perubahan positif pada tatanan dunia.
“Saya yakin itu dimulai dengan mendeklarasikan diakhirinya perang, sebuah tindakan yang dapat menegaskan komitmen bersama untuk perdamaian. Deklarasi akhir perang akan, (dan) memang, membuka pintu untuk menyelesaikan denuklirisasi dan rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea,” terangnya.
Dia menambahkan Korea adalah kawasan yang paling membutuhkan semangat dari PBB untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Ini bukan pertama kalinya Moon mengusulkan deklarasi akhir perang di panggung global. Sebelumnya, dia sudah menekankan usulan tersebut secara resmi dalam pidatonya pada 2018 di sesi ke-73 Sidang Umum PBB.
Moon juga mengungkapkan harapannya untuk membuat terobosan dalam menanggapi pandemi Covid-19.
Ia menyarankan agar komunitas internasional memandang masalah Semenanjung Korea melalui “lensa kerja sama internasional yang lebih inklusif”.
Sehubungan dengan itu, dia mengusulkan peluncuran Northeast Asia Cooperation Initiative for Infectious Disease Control and Public Health, di mana Korea Utara ikut serta sebagai anggota bersama dengan China, Jepang, Mongolia, dan Korea Selatan.
“Sebuah arsitektur kerja sama yang menjamin perlindungan kolektif bagi kehidupan dan keselamatan, akan meletakkan dasar bagi Korea Utara untuk mendapatkan jaminan keamanan dengan terlibat bersama komunitas internasional,” ucapnya.
Tapi dalam buku yang ditulis oleh mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton, disebutkan bahwa Korea Utara menyampaikan kepada AS bahwa pihaknya tidak peduli terhadap deklarasi berakhirnya perang. (HMP)
Discussion about this post