Daily News|Jakarta – Jepang “bertekad” untuk menjadi tuan rumah Olimpiade yang ditunda tahun ini pada 2021 meskipun masih ada pandemi virus corona, kata perdana menteri negara yang baru terpilih itu kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat (25/9).
“Pada musim panas tahun depan, Jepang bertekad menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo sebagai bukti bahwa umat manusia telah mengalahkan pandemi,” kata Yoshihide Suga dalam pidato internasional pertamanya sejak menjabat pekan lalu.
“Saya akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk menyambut Anda di Game yang aman dan terjamin,” tambah Suga dalam pesan video tersebut.
Pandemi virus corona di seluruh dunia memaksa keputusan bersejarah untuk menunda Olimpiade awal tahun ini.
Tetapi dengan lonjakan infeksi yang terus berlanjut di seluruh dunia, muncul pertanyaan tentang apakah acara tersebut masih mungkin digelar tahun depan.
Penyelenggara dan ofisial Olimpiade bersikeras bahwa Olimpiade akan dilanjutkan, dengan wakil presiden Komite Olimpiade Internasional, John Coates, mengatakan pada Jumat bahwa “ini harus tetap digelar,” mengutip para atlet yang akan kecewa karena pembatalan.
Tetapi para ahli medis telah memperingatkan bahwa acara internasional dalam skala besar bisa sulit diadakan jika pandemi tidak terkendali hingga musim panas mendatang.
Dan antusiasme untuk Olimpiade tampaknya telah memudar di Jepang, dengan jajak pendapat selama musim panas menemukan hanya satu dari empat orang Jepang yang ingin menyaksikannya digelar, dan sebagian besar mendukung penundaan lebih lanjut atau pembatalan langsung.
Penyelenggara dan pejabat sedang mendiskusikan daftar panjang dan kompleks dari kemungkinan tindakan penanggulangan virus corona yang mereka harap jika memungkinkan diadakan Olimpiade, bahkan jika vaksin tidak tersedia.
Tindakan itu mencakup pengujian atlet yang ketat dan berulang, dan kemungkinan vaksinasi wajib, jika vaksin tersedia saat itu.
Penundaan ini juga menimbulkan berbagai masalah logistik dan biaya tambahan.
Penyelenggara sedang menyisir ratusan langkah penghematan biaya yang diusulkan, termasuk kemungkinan mengurangi upacara pembukaan dan penutupan yang biasanya dihelat meriah sehingga menimbulkan keramaian. (HMP)
Discussion about this post