Daily News|Jakarta – Perdana Menteri Inggeris, Boris Johnson mencoba memperhalus hubungan dengan Prancis dengan cinta tak terhapuskan. Hubungan Inggris dan Prancis memburuk, yang dipicu kesepakatan kapal selam.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir, berdasarkan pakta pertahanan baru. Ini menyebabkan Melbourne membatalkan kontrak dengan Prancis untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional senilai hampir USD 100 juta.
Keputusan pembatalan itu membuat marah Prancis. Di mana, Paris menuduh AS bermuka dua dan Australia telah berkhianat, dan menyatakan bahwa krisis melanda jantung aliansi Barat.
Johnson yang berbicara jelang keberangkatan ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, mengatakan, dia sangat bangga dengan hubungan antara Inggris dan Prancis. Dia menuturkan, kuatnya hubungan itu didasari oleh rasa cinta dan kekaguman tak terhapuskan Inggris terhadap Prancis.
“Kami sangat, sangat bangga dengan hubungan kami dengan Prancis dan itu sangat penting bagi negara ini,” ucap Johnson, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (20/9/2021).
“Ini adalah hubungan yang sangat bersahabat, yang telah berlangsung satu abad atau lebih dan sangat penting bagi kami. Ini adalah sesuatu yang sangat, sangat dalam. Kecintaan kami pada Prancis, kekaguman kami pada Prancis tidak dapat dihapuskan,” sambungnya.
Dia juga menyoroti bahwa Inggris dan Prancis sedang mengerjakan operasi militer bersama di Mali dan negara-negara Baltik, dan kedua negara juga bekerja sama dalam program simulasi uji coba nuklir.
Media Inggeris, Guardian melaporkan bahwa Prancis konferensi pertahanan dengan Inggris, sebagai imbas kesepakatan kapal selam. Konferensi itu semula dijadwalkan digelar pekan ini.
Menurut laporan Guardian, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace di London. Selain bertemu Wallace, Parly juga dijadwalkan berbicara di Franco-British Council.
“Tapi, pertemuan tersebut ditunda hingga tanggal yang belum ditentukan,” bunyi laporan Guardian, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (20/9/2021).
Konferensi pertahanan ini sendiri adalah korban terbaru dari pakta pertahanan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Di mana, di bawah pakta itu, AS dan Inggris akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir, yang menyebabkan Melbourne membatalkan kontrak dengan Prancis untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional senilai hampir USD 100 juta.
Keputusan pembatalan itu membuat marah Prancis. Di mana, Paris menuduh AS bermuka dua dan Australia telah berkhianat, dan menyatakan bahwa krisis melanda jantung aliansi Barat. (HMP)
Discussion about this post