Daily News|Jakarta – Rekapitulasi sejumlah survei sepanjang satu pekan terakhir menunjukkan calon presiden Amerika Serikat ( AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, mempertahankan keunggulannya atas petahana Partai Republik Presiden Donald Trump.
Biden konsisten memimpin secara nasional dan di sejumlah negara bagian krusial atau swing states, yang akan menentukan siapa penghuni Gedung Putih pada 20 Januari 2021.
Di negara bagian Wisconsin, dua survei menunjukkan mantan Wakil Presiden Barack Obama itu unggul meyakinkan 6 dan 10 poin atas Trump. Biden unggul 52 persen berbanding 46 persen menurut jajak pendapat ABC News/The Washington Post.
Politisi kawakan berusia 77 tahun itu juga meraih 52 persen di Wisconsin menurut hasil survei CNN/SSRS. Namun, dalam survei ini Trump hanya dipilih 42 persen responden.
Biden juga mendapatkan kabar baik dari dua negara bagian yang memiliki demografi pemilih Hispanik yang signifikan, yaitu Arizona dan Florida. Arizona yang secara tradisional merupakan basis suara Partai Republik kelihatannya akan mengubah pilihan politik pada pilpres 2020 ini.
Survei Universitas Monmouth memberikan keunggulan tipis 2 poin terhadap Biden, yaitu 48 persen berbanding 46 persen.
Namun, Biden unggul telak jika mengacu pada survei Siena College/The New York Times Upshot yang menunjukkan dia meninggalkan jauh Trump dengan jarak 9 poin, yaitu 49 persen melawan 40 persen.
Sementara itu, di Florida, Biden memimpin 50 persen melawan 45 persen berdasarkan jajak pendapat oleh Universitas Monmouth. Sebanyak dua survei berbeda juga memperlihatkan keunggulan Biden di negara bagian Carolina Utara. CNN/SSRS menunjukkan Biden memimpin Trump dengan perolehan 49 persen melawan 46 persen.
Persaingan lebih ketat terlihat dari hasil survei Siena College/The New York Times Upshot, di mana kedua capres hanya terpisah 1 poin, yaitu Biden 45 persen dan Trump 44 persen.
Survei nasional oleh NBC News/The Wall Street Journal memberikan keunggulan meyakinkan 8 poin kepada Biden, yaitu 51 persen melawan 43 persen yang diraih Trump.
Magic number 50 persen Magic number atau dapat disebut juga angka psikologis didefinisikan sebagai angka yang kerap dijadikan acuan untuk meraih kemenangan pada pemilihan umum.
Pola yang sangat jelas dari hasil-hasil survei yang dirilis adalah perolehan angka Biden stabil di kisaran 48-50 persen.
Ini memberi sinyal Biden sudah berada pada zona nyaman untuk mengamankan kemenangan pada pemilu 3 November mendatang. Hampir mayoritas rakyat “Negeri Paman Sam” memilih menjatuhkan pilihan kepada suami Jill Biden itu.
Pola juga terlihat dari kisaran suara Trump yang tetap terpaku di rentang 45-46 persen alias tidak beranjak dari popular vote yang diraihnya pada pilpres 2016 lalu. Presiden berusia 74 tahun itu mengalami kesulitan untuk memperluas blok pemilihnya yang terlalu terkonsentrasi pada pemilih berkulit putih tanpa pendidikan universitas.
Retorik populis kanan yang terus digaungkannya dan kacaunya penanganan penyebaran virus corona, membuat blok pemilih yang sebelumnya adalah basis pemilih Republik meninggalkan partai berlambang gajah itu.
Blok-blok pemilih ini terutama adalah pemilih yang tinggal di kawasan suburban, pemilih wanita berpendidikan universitas, dan yang paling mengejutkan adalah pemilih manula.
Separuh dari pemilih AS berada di daerah suburban dan mereka akan menentukan siapa pemenang pilpres 2020. Trump memenangkan blok pemilih suburban pada pilpres 2016 dengan selisih 4 poin.
Berselang empat tahun kemudian, rataan hasil survei memperlihatkan Biden melibas Trump dengan keunggulan dua digit di kawasan suburban. Bergesernya dukungan di suburban adalah faktor utama yang membuat Biden berada di zona nyaman mendekati 50 persen.
Trump berusaha menggunakan retorik penegakan hukum menakut-nakuti pemilih suburban, bahwa Biden akan membuat kota mereka porak-poranda seperti Kenosha dan Minneapolis karena krisis rasial.
Sejauh ini hasil survei menunjukkan pemilih suburban yang semakin beranekaragam dari berbagai etnis minoritas tidak terpengaruh oleh retorik Trump.
Pemilih suburban adalah kunci utama kemenangan Demokrat pada pemilu DPR 2018 lalu. (HMP)
Discussion about this post