Daily News Indonesia | Jakarta –Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines (UIA) yang mengangkut 180 penumpang dan awak jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran.
Dilaporkan oleh ISNA, Rabu pagi (8/1) waktu setempat, sebuah pesawat jatuh dan terbakar.
Menurut Kepala Layanan Medis Darurat Iran, Pirhossein Koulivand, sebagian besar penumpang dipastikan meninggal dalam insiden tersebut.
Koulivand juga mengatakan kru darurat telah dikirim ke lokasi kecelakaan yang berada di antara Kota Parand dan Shahriar.
Namun, kru tidak bisa berbuat banyak mengingat situasi pesawat yang sudah terbakar.
Dari laporan yang diberikan ISNA, kecelakaan tersebut terjadi karena masalah teknis. Menurut cuitan FlightRadar24, jet 737 buatan Boeing tersebut telah beroperasi selama tiga setengah tahun.
Pihak Boeing juga mengaku tengah mengumpulkan informasi mengenai kecelakaan ini.
Beberapa waktu terakhir Boeing tengah dirundung berbagai persoalan keselamatan pelayanan. Terutama setelah dua kecelakaan 737 MAX menimbulkan korban jiwa sebnayak 346 orang di Ethiopia dan Indonesia.
Namun, saat ini di Timur Tengah situasi tengah memanas dengan serangan balasan yang dilakukan oleh Iran terhadap dua pangkalan militer AS di Irak.
Menanggappi serangan ini, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) melarang penerbangan sipil untuk melewati wilayah udara Irak, Iran, Teluk Persia, Teluk Oman, dan sekitarnya.
Pesawat Itu Berputar Balik ke Bandara dan Jatuh
Laporan yang dirilis otoritas penerbangan Iran pada Kamis (9/1) mengungkapkan pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina sempat berputar balik ke arah bandara sebelum jatuh pada Rabu (8/1). Pilot dilaporkan tidak mengirimkan pesan radio terkait kemungkinan adanya kerusakan pesawat.
Mengutip Associated Press, kendati demikian kru tidak melakukan kontak radio untuk meminta bantuan atas kendala yang dihadapi. Pesawat milik maskapai Ukrainian International Airlines itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, Iran.
Investigasi yang dilakukan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Iran tidak mengungkapkan lebih lanjut kecelakaan mendadak kecelakaan yang menimpa pesawat nahas tersebut.
Saksi mata seperti dirilis laporan yang sama mengungkapkan sebelum jatuh dan menewaskan seluruh penumpang serta awak kabin, percikan api sempat terlihat dari pesawat.
Sejauh ini belum ada indikasi yang menyebabkan pesawat berpenumpang 167 orang itu tidak terbang kembali ke arah bandara, tapi justru ke arah area kosong. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengingatkan semua pihak untuk tidak berspekulasi terkait penyebab kecelakaan.
“Pesawat itu pada awalnya terbang ke arah barat setelah lepas landas dari bandara, berbelok ke kanan karena mendeteksi ada masalah untuk kembali ke bandara sebelum terjadi kecelakaan,” ungkap Organisasi Penerbangan Sipil Iran dalam situsnya seperti dilansir AFP.
Pesawat dinyatakan hilang dari radar ketika mencapai ketinggian 8.000 kaki sebelum akhirnya jatuh di sebuah lapangan.
Pesawat yang membawa 167 penumpang dan sembilan kru terdiri dari sejumlah kewarganegaan. Pihak berwenang merinci penumpang terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris.
Kepala penerbangan sipil Iran, Ali Abedzadeh mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Ukraina untuk proses penyelidikan. Iran menegaskan tidak akan mengirimkan dua kotak hitam yang telah ditemukan ke Boeing dan Amerika Serikat.
Pihak maskapai mengatakan mayoritas penumpang menuju ibu kota Ukraina, Kyiv untuk transit dan melanjutkan penerbangan ke negara tujuan, salah satunya Kanada.
Sebelum terbang meninggalkan bandara internasional Imam Khomeini di Teheran, Iran, pesawat Boeing 737 ini sempat tertunda selama hampir satu jam. Data yang dirilis FlightRadar24 mencatat pesawat yang mengangkut 176 orang itu sempat lepas landas ke arah barat kota Teheran, namun tak sempat menyentuh ketinggian 8.000 kaki. (HMP)
Discussion about this post