Daily News|Jakarta –Jaksa Agung Bolivia mengeluarkan perintah penangkapan terhadap mantan presiden Evo Morales yang kini tinggal di pengasingan, Argentina.
Morales mengundurkan diri pada November 2019 setelah dipaksa turun dari jabatannya melalui unjuk rasa besar-besaran di penjuru negeri. Morales mendapat suaka ke Meksiko, 2 hari setelah mundur dan kemudian pindah ke Argentina.
Dia dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu pada 20 Oktober yang memicu protes dari penjuru negeri.
Jaksa di La Paz meneken surat perintah penangkapan dan meminta kepolisian untuk membawa pria 60 tahun itu ke kantor kejaksaan.
Sementara itu Morales mengecam perintah penangkapan dan menyebutnya sebagai tindakan ilegal, tidak adil, dan tidak konstitusional.
“Saya tidak takut, selama saya hidup saya akan melanjutkan dengan kekuatan lebih besar dalam memperjuangkan politik dan ideologi bagi Bolivia yang bebas dan berdaulat,” katanya, dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali AFP, Kamis (19/12/2019).
Morales memerintah di Bolivia selama hampir 14 tahun sebelum mengundurkan diri. Otoritas Bolivia kemudian membatalkan hasil pemilu pada Oktober setelah Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) mengeluarkan hasil penyelidikan dan menemukan bukti kecurangan.
Wakil ketua senat Jeanine Anez lalu mengambil alih kepemimpinan Bolivia dan menjadi presiden sementara. Dia berjanji mengadakan pemilu baru pada awal 2020, meskipun tanggalnya belum ditentukan. Pemerintah melarang Morales ikut kembali dalam pemilu mendatang.
Konstitusi Bolivia sebenarnya membatasi jabatan presiden untuk dua periode berturut-turut. Namun menjelang pemilu Oktober, Mahkamah Konstitusi Bolivia, yang diisi oleh para loyalis Morales, membuat keputusan kontroversial yang memberinya kewenangan untuk maju kembali. Dia pun menduduki jabatan presiden untuk periode keempat sesuai hasil pemilu.
Setelah mundur dan hak pencalonannya dicabut, Morales berjanji akan mendukung kandidat lain yakni dari Partai Gerakan untuk Sosialisme.
“Saya yakin kami akan memenangkan pemilihan berikutnya. Saya tidak menjadi kandidat tapi saya memiliki hak untuk tetap berpolitik,” kata Morales, di Argentina.
“Kewajiban saya sekarang, bukan sebagai kandidat, bukan presiden, tapi menemani para kandidat sehingga mereka dapat memenangkan pemilu,” ujarnya, lagi. (HMP)
Discussion about this post