Daily News Indonesia | Para pemimpin negara dan masyarakat Oman memberikan penghormatan kepada Sultan Qaboos bin Said Al Said, pemimpin yang paling lama berkuasa di dunia Arab, yang meninggal dunia pada usia 79 tahun.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Pangeran Charles telah tiba di Muscat untuk upacara belasungkawa yang mengawali tiga hari berkabung.
Dipandang sebagai sosok pemimpin yang populer, Qaboos mengembangkan Oman setelah mendapatkan kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1970.
Sepupunya, Haitham bin Tariq Al Said, telah dilantik sebagai penerus.
Inggris peringatkan Iran agar ‘hentikan’ serangan di Teluk OmSultan Qaboos tidak punya keturunan atau penerus yang ditunjuk secara publik, dan dewan keluarga diberi waktu tiga hari untuk memilih penggantinya. Namun dalam transisi yang cepat dan mulus, mereka memutuskan untuk membuka amplop bersegel berisi nama yang diam-diam ditunjuk oleh sang mendiang sultan.
Masyarakat berkerumun di Masjid Agung Sultan Qaboos pada Sabtu (11/01) sebelum Qaboos dikebumikan di pemakaman keluarga. Penyebab kematiannya belum dikonfirmasi tapi berbagai laporan media mengatakan ia menderita kanker usus besar.
Emir dari Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab, beserta raja Bahrain dan presiden Tunisia termasuk para pemimpin negara yang berangkat ke Muscat untuk menghadiri upacara di Istana al-Alam.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang sedang berkunjung ke Timur Tengah, juga diperkirakan bakal hadir untuk memberi penghormatan.
PM Inggris, Boris Johnson, yang mengatakan Sultan Qaboos telah meninggalkan “warisan yang mendalam, tidak hanya di Oman tapi juga di seluruh wilayah”, juga akan menemui sultan yang baru di Muscat, menurut Downing Street.
Para pemimpin negara dan menteri lainnya memberikan penghormatan pada Qaboos, yang menjaga negaranya tetap netral di tengah kekisruhan di wilayah, antara lain:
Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan Qaboos adalah “rekan dan mitra sejati” bagi AS, yang “upayanya untuk terlibat dalam dialog dan mewujudkan perdamaian di wilayah menunjukkan pada kami pentingnya mendengarkan semua sudut pandang”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menggambarkannya sebagai “pemimpin hebat yang bekerja tak kenal lelah mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah kami.”
Menteri luar negeri Iran, Muhammad Javad Zarif, yang juga berangkat ke Muscat, menyebut kematian Qaboos “kehilangan bagi seluruh wilayah”, sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron berkata Oman telah kehilangan “pria yang berjiwa dan berbudaya… tertambat pada akar Oman yang dalam dan terbuka bagi dunia”
Uni Eropa memuji “rasa pragmatisme dan kecekatan yang tak tertandingi” pada diri Qaboos, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Qaboos “berkomitmen untuk menyebarkan pesan perdamaian, pengertian, dan koeksistensi”. (HMP)
Discussion about this post