Daily News|Jakarta – Dua orang pejabat Korea Utara diketahui mulai menggunakan media sosial untuk menyebar propaganda dengan mengunggah kehidupan sehari-hari dan pemberitaan setempat.
Setidaknya dua akun pada Oktober lalu muncul di Twitter. Kedua akun tersebut terdaftar sebagai Kim Myong-il dan Han Song-il.
Dalam profilnya, Kim mengaku sebagai direktur Komite untuk Reunifikasi Damai Tanah Air yang menangani hubungan antar-Korea. Sementara Han seorang direktur di sebuah institut unifikasi di Korea Utara.
“Saya berharap dapat menyampaikan kabar baik di Korea Utara atau tentang hubungan antar-Korea, serta informasi tentang budaya dan sejarah kami, dan untuk berkomunikasi secara aktif dengan banyak pengguna internet di banyak wilayah,” tulis Han dalam unggahan Twitter pertamanya pada 1 Oktober lalu seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Selain itu, beberapa unggahan juga menunjukkan kehidupan sehari-hari mereka, termasuk kebiasaan merokok berat.
“Baru-baru ini Undang-Undang Anti Rokok telah diadopsi. saya bukan perokok berat, tetapi saya sangat menikmati merokok. Tidak peduli seberapa sulitnya saya bertekad untuk berhenti merokok demi keuntungan diri sendiri dan lingkungan yang lebih bersih,” tulis Kim Myong-il dalam cuitannya.
Hanya saja, ketika CNNIndonesia.com mencoba mengecek akun @korea_myongildan @korea_songil saat ini sudah tidak ada. Laman Twitter menunjukkan jika akun tidak ada.
Unggahan pemilik akun tidak berbeda dengan konten propaganda yang biasanya disajikan oleh media pemerintah Korea Utara.
Para pemilik akun terutama mengkritik Korea Selatan, memuji Korut atau menunjukkan dukungan untuk kampanye antivirus nasional dan “kampanye 80 hari” untuk melawan tantangan internal seperti yang diperintahkan oleh pemimipin tertinggi Kim Jong-un.
Pyongyang baru-baru ini berupaya meningkatkan cara untuk menampilkan imej negara dengan menggunakan media sosial sebagai sarana propaganda baru, termasuk kemunculan saluran YouTube. (HMP)
Discussion about this post