Daily News|Jakarta – Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Keitch Krach diketahui tiba di Taiwan pada Kamis (17/9). Kedatangan Krach merupakan kunjungan pejabat AS kedua setelah menteri kesehatan Alex Azar pada Agustus lalu.
Krach diagendakan berada di Taiwan selama tiga hari untuk bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen dan sejumlah pejabat senior lainnya.
Duta besar de facto Taiwan di AS, Hsiao Bi-khim mengatakan Krach akan menghadiri perjamuan yang diselenggarakan oleh Tsai pada Jumat (18/9) dan diskusi tentang penciptaan dialog ekonomi dan komersial baru.
Krach diagendakan juga menghadiri upacara peringatan kematian mantan Presiden Lee Teng-hui, yang memimpin Taiwan pada masa transisi menuju demokrasi dari cengkeraman China, yang tewas pada 30 Juli 2020 lalu.
Kunjungan Krach melanjutkan agenda serupa kedatangan Azar ke Taiwan. Hingga saat ini AS dan Taiwan masih mempertahankan hubungan tidak resmi sejak terjadi jeda diplomatik
Jelang kedatangannya, Krach diketahui menggelar makan siang dengan pejabat tinggi Taiwan di New York pada Rabu (16/9). Duta besar AS untuk PBB, Kelly Craft diketahui turut hadir dalam jamuan makan siang tersebut.
Krach mengatakan jamuan tersebut merupakan pertemuan pertama antara dirinya dengan pejabat tinggi Taiwan dan dubes AS untuk PBB sejak 1971, ketika kursi China di PBB dialihkan dari Taipei ke Beijing.
“Saya ingin melakukan hal yang benar oleh presiden saya, dan saya merasa dia telah berusaha untuk memperkuat dan memperdalam hubungan bilateral ini dengan Taiwan dan saya ingin melanjutkannya atas nama pemerintah,” katanya kepada Associated Press.
Kunjungan Krach dan Azar sebelumnya terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS. China sempat memperingatkan potensi kerusakan serius apabila AS tetap menjalin kerja sama dengan Taiwan.
“China dengan tegas menentang pertemuan delegasi AS dan Taiwan. Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa pertanyaan Taiwan berkaitan dengan kedaulatan dan integritas teritorial China dan menyangkut kepentingan inti China,” ucap Jubir Kemlu China, Wang Wanbin dalam konferensi pers harian, Senin (14/9).
Lebih lanjut dia menyebut hal tersebut adalah masalah paling penting dan sensitif dalam hubungan China dengan AS. Prinsip satu China kata Wang merupakan landasan politik kedua negara selama ini.
“Kami mendesak pihak AS untuk mematuhi prinsip satu China dan tiga komunike bersama China-AS, dan untuk menghentikan semua bentuk hubungan resmi antara AS dan Taiwan,” ucapnya. (HMP)
Discussion about this post