Daily News Indonesia | Jakarta – Minggu ini, Sam Rainsy, tokoh oposisi Kamboja, mengatakan dia ingin kembali ke negaranya pada 9 November, Hari Kemerdekaan Kamboja, bersama dengan tokoh-tokoh oposisi lainnya untuk “memulihkan demokrasi” dengan memicu gerakan rakyat untuk memaksa Hun Sen, yang telah memerintah selama lebih dari tiga dekade.
Namun dia baru tiba di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, tempat dia dijadwalkan bertemu politisi pada hari Selasa.
Pemerintah Kamboja menggambarkan upaya pengembalian itu sebagai upaya kudeta terhadap Hun Sen dan telah meminta dukungan dari negara-negara tetangga untuk mencegah kembalinya pemimpin oposisi.
Tak lama setelah pengumuman Sam Rainsy, pihak berwenang Kamboja menangkap lusinan aktivis dan mengerahkan pasukan di perbatasan, sementara pos pemeriksaan perbatasan ditutup sementara pada hari Sabtu. Menurut sebuah pernyataan PBB, informasi yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa setidaknya 52 aktivis telah ditangkap dan 89 dituduh “merencanakan melawan negara” sejak Agustus. (HMP)
Discussion about this post