Daily News|Jakarta –Menlu Prancis, Mesir, Jerman, dan Yordania kembali memulai pembicaraan dengan basis solusi dua negara.
Menteri luar negeri dari empat negara Arab dan Eropa yang bertemu di Yordania mengatakan solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama, menyerukan dimulainya kembali negosiasi antara kedua belah pihak.
Para diplomat top dari Prancis, Mesir dan Yordania mengadakan pertemuan pada Kamis di Amman. Heiko Maas dari Jerman bergabung secara online karena dia dipaksa masuk ke karantina sehari sebelumnya karena ketakutan akan virus korona.
Tidak akan ada “perdamaian yang komprehensif dan abadi tanpa menyelesaikan konflik berdasarkan solusi dua negara”, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al-Safadi mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan itu.
“Tidak ada solusi lain,” Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian setuju. Palestina dan Israel perlu membuktikan komitmen mereka untuk berdialog “dan kami siap mendukung proses ini”, tambahnya.
Kesepakatan Arab-Israel dipuji
Keempat menteri itu juga memuji kesepakatan baru-baru ini yang menjalin hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Maas menyambut baik perjanjian itu, yang “menunjukkan bahwa perdamaian di kawasan itu mungkin”. Sameh Shoukry dari Mesir juga mengatakan kesepakatan itu merupakan “perkembangan penting yang akan mengarah pada lebih banyak dukungan dan interaksi untuk mencapai perdamaian yang komprehensif”.
Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979. Yordania menyusul pada 1994. Minggu lalu, UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian yang ditengahi AS dengan Israel, yang memicu kecaman dari Palestina.
Warga Palestina melihat kedua kesepakatan itu sebagai pengkhianatan yang semakin melemahkan posisi pan-Arab yang telah lama ada yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan untuk membangun hubungan dengan negara-negara Arab.
Pada hari Selasa, Palestina mundur dari jabatan ketua pertemuan Liga Arab saat ini, mengutuk perjanjian Arab dengan Israel sebagai tidak terhormat.
Awal bulan ini, Palestina gagal membujuk Liga Arab untuk mengutuk negara anggotanya yang melanggar barisan dan menandatangani kesepakatan resmi dengan Israel. (HMP)
Discussion about this post