Daily News | Jakarta – Dalam foto yang diambil pada 18 Maret 2018 ini, polisi penjaga perbatasan Myanmar yang bersenjata ditempatkan di sebuah area pembangunan gedung di Maungdaw, negara bagian Rakhine dekat perbatasan Bangladesh.
Myanmar telah mengunci ibu kota negara bagian Rakhine yang dilanda konflik setelah wabah virus korona yang menurut para pejabat lebih menular daripada yang sebelumnya terlihat di negara itu.
Myanmar telah mengunci ibu kota negara bagian Rakhine yang dilanda konflik setelah wabah virus korona yang menurut para pejabat lebih menular daripada yang sebelumnya terlihat di negara itu.
Sembilan belas orang telah dites positif terkena virus di wilayah barat sejak Senin, pejabat kesehatan mengatakan pada Jumat, penularan lokal pertama di Myanmar dalam beberapa bulan, sehingga jumlah total kasus menjadi 409.
Myat Htut Nyunt, wakil direktur di departemen penelitian medis Myanmar, mengatakan jenis virus itu sama dengan mutasi yang terdeteksi awal pekan ini di Malaysia, yang telah ditemukan di Eropa, Amerika Utara, dan beberapa bagian Asia dan diperkirakan lebih menular.
“Jadi kami ingin memberi tahu orang-orang bahwa virus jenis ini memiliki tingkat penularan yang lebih cepat,” kata pejabat itu.
Sebagian besar kasus baru-baru ini terjadi di kota Sittwe, di mana para pejabat telah mengeluarkan perintah tinggal di rumah dan memberlakukan jam malam. Maskapai penerbangan domestik telah menangguhkan layanan antara Sittwe dan ibu kota komersial Yangon.
Puluhan ribu orang tinggal di kamp-kamp pengungsian di seluruh Rakhine karena pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak etnis.
Sittwe juga merupakan rumah bagi kamp-kamp di mana sekitar 100.000 Muslim Rohingya telah dikurung sejak pecahnya kekerasan pada tahun 2012. Warga Rohingya sebagian besar ditolak kewarganegaraannya dan menghadapi pembatasan ketat pada kebebasan bergerak dan akses ke perawatan kesehatan.
Kyaw Hla, seorang pemimpin komunitas di satu kamp, mengatakan staf pemerintah telah berkunjung pada hari Jumat tetapi kondisinya terlalu buruk untuk mengikuti saran tentang jarak sosial dan kebersihan.
“Tidak boleh tinggal di sini, di ruang kecil dengan banyak orang. Kami selalu memiliki kekhawatiran di kamp, COVID-19 atau masalah lainnya. Keluarga tinggal di kamar berukuran 8 kali 10 kaki atau 8 kaki kali 14 kaki. tidak akan menjadi lebih baik. ” (HMP)
Discussion about this post