Daily News|Jakarta –Seorang pria (63) ditembak mati di Filipina pada Sabtu (4/4/2020) setelah mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus corona.
Pria itu diyakini sedang mabuk ketika mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit, Provinsi Agusan del Norte Selatan, Kamis (2/4/2020).
“Tersangka telah diperingatkan oleh petugas kesehatan desa … karena tidak mengenakan masker,” kata sebuah laporan yang dilansir Aljazeera.
“Tapi tersangka marah dan mengucapkan kata-kata (yang) memprovokasi dan akhirnya menyerang personil menggunakan sabit.” Tersangka akhirnya ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.
Ini adalah insiden pertama yang dilaporkan tentang penembakan terhadap warga oleh polisi karena menolak mengikuti aturan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.
Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.
“Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah,” katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.
“Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter … karena itu adalah kejahatan serius. Perintah saya kepada polisi dan milite, jika ada yang membuat masalah dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mati mereka.”
Sementara itu, diketahui Pulau Utama Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret silam. Pemerintah Filipina juga melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk perjalanan penting ke toko kelontong atau apotek, atau jika mereka adalah pekerja di garis depan. (HMP)
Discussion about this post