Daily News|Jakarta –Asosiasi Yahudi AS membela wanita keturunan Palestina, Reema Dodin yang baru saja ditunjuk menjadi salah satu penasihat Gedung Putih era Joe Biden. Dodin dikritik karena komentar masa lalu soal bom bunuh diri warga Palestina.
Seperti dilansir media AS, Fox News dan media Israel, Haaretz, Kamis (26/11/2020), kritikan untuk Dodin datang dari para blogger dan media yang beraliran sayap kanan, juga kelompok advokasi Israel. Kebanyakan pengkritik mengungkit pernyataan yang disampaikan Dodin 18 tahun lalu, saat dia masih menjadi mahasiswi.
Diketahui bahwa Dodin pernah mengomentari soal aksi bom bunuh diri warga Palestina saat Intifada Kedua tahun 2002 lalu. Saat itu Dodin masih menjadi mahasiswa di Universitas California di Berkeley. Dia juga diketahui ikut bergabung dalam unjuk rasa mendukung Palestina.
“Para pengebom bunuh diri merupakan upaya terakhir dari orang-orang yang putus asa,” ujar Dodin saat berbicara di sebuah gereja di Lodi, California, tahun 2002 silam, menurut laporan media lokal, Lodi News-Sentinel, pada saat itu.
“Publik Amerika memiliki sejarah sebagai orang yang berpikiran adil, tetapi informasi yang diperoleh publik cenderung bias, buruk dan salah,” kritik Dodin dalam pernyataannya saat itu. “Jika Anda ingin memberikan informasi ini ke publik, anda harus melakukannya secara holistik,” imbuhnya.
Artikel-artikel dari media lokal, The Daily Californian dan The Berkeley Daily Planet mengaitkan Dodin dengan demonstrasi mendukung Palestina, termasuk dengan menduduki salah satu gedung universitas untuk menuntut Universitas California melakukan divestasi dari Israel tahun 2000 silam. Menurut laporan Kelompok Krisis Internasional, sedikitnya 30 aksi bom bunuh diri menewaskan 195 orang di Yerusalem antara Oktober 2000 hingga Oktober 2015.
“Mereka bilang mereka ingin perdamaian, tapi perdamaian berdasarkan aturan mereka,” ucap Dodin yang pada saat itu diidentifikasi sebagai demonstran, saat menanggapi unjuk rasa tandingan oleh Koalisi Aksi Israel, menurut laporan The Berkeley Daily Planet.
Menurut Lodi News-Sentinel, Dodin yang lahir di North Carolina ini merupakan anak dari orangtua imigran Palestina. Kedua orangtuanya berimigrasi ke AS pada tahun 1960-an silam.
Pekan ini, dia ditunjuk menjadi Wakil Direktur Kantor Urusan Legislatif Gedung Putih oleh Biden. Sebelumnya, Dodin pernah menjadi Wakil Kepala Staf dan Floor Director untuk Senator Illinois, Dick Durbin, dari Partai Demokrat. Saat ini dia telah bekerja sebagai relawan dalam tim transisi Joe Biden-Kamala Harris, membantu dengan pengalaman keterlibatannya dengan anggota parlemen AS di Capitol Hill.
Apa pembelaan dari Asosiasi Yahudi? Silakan klik halaman selanjutnya.
Sementara itu, seperti dilansir media Israel, Haaretz, Kamis (26/11/2020) Dodin dibela oleh politikus veteran AS dan Asosiasi Yahudi Demokrat AS.
Menanggapi kritikan itu, seorang pejabat pada tim transisi Biden-Harris memberikan pembelaan untuk penunjukan Dodin.
“Reema adalah orang pertama yang memberitahu Anda bahwa dia telah bertumbuh dari masa mudahnya dalam pendekatan untuk mendorong perubahan, tetapi nilai intinya dalam berjuang untuk memperluas peluang dalam membangun kelas menengah yang lebih kuat tetap menjadi kekuatan pendorongnya,” sebut pejabat yang tidak disebut namanya tersebut.
“Dia memanfaatkan aktivismenya menjadi tindakan, menjadi pemimpin yang dihormati dan dipercaya dalam Senat AS. Pengalaman dan perspektif Senatnya selama bertahun-tahun akan membantu Presiden terpilih Biden dan Wakil Presiden terpilih Harris dalam merespons tantangan bangsa kita yang paling mendesak,” imbuhnya.
Kritikan keras untuk Dodin sempat datang dari organisasi pro-Zionis yang sangat progresif, Zioness, yang menyatakan bahwa: “Ketika pemerintah federal kita memberinya platform, itu menandakan bahwa antisemitisme bukanlah penentu kesepakatan. Semua warga Amerika harus mengkritik ini.”
Namun pemimpin Dewan Yahudi Demokratik Amerika (JDCA), Halie Soifer, mengecam pernyataan Zioness tersebut dan menuduh kelompok itu menyebarkan ‘fitnah tak berdasar’.
“(Dodin) Adalah seorang pegawai negeri yang tak kenal lelah yang akan bekerja untuk memulihkan jiwa bangsa kita di Gedung Putihnya Biden. Reema tidak membenarkan pelaku bom bunuh diri dan saya tahu dia berkomitmen untuk memerangi kebencian dalam segala bentuknya, termasuk anti-Semitisme,” sebut Soifer yang menjabat Direktur Eksekutif JDCA. (HMP)
Discussion about this post