Daily News|Jakarta – Pakar Politik Internasional, Arya Sandhiyudha membedah politik Saudi di balik aksi penangkapan pemuka agama dewasa ini.
Pengamat politik internasional memperkirakan aksi pemerintah Saudi ini bakal berimbas ke reputasi Saudi sebagai Khadimul Haramayn (penjaga dua tempat suci).
“Kalau betul Syekh Basfar ditangkap, itu akan menjadi atensi masyarakat internasional, bahkan masyarakat Islam yang tidak peduli politik sekalipun akan sangat sedih,” kata pengamat politik internasional, Arya Sandhiyudha, kepada detikcom, Selasa (8/9/2020).
Doktor Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Universitas Istanbul ini menjelaskan, Syekh Basfar adalah qari dan hafiz Al-Qur’an yang dikenal luas tak hanya di Saudi, tapi juga di dunia Islam, termasuk oleh umat Islam di Indonesia. Syekh Basfar dikenal sebagai ahli agama, bukan tokoh politik.
“Jangan sampai ada tindakan paranoid yang justru membahayakan reputasi Saudi. Saudi sampai sekarang masih memegang peran sebagai Khadimul Haramain. Kalau reputasi ini jatuh, maka kepercayaan Islam terhadap Saudi sebagai pengelola dua tanah suci juga akan jatuh,” kata Arya.
Khadimul Haramayn adalah gelar bagi Raja Saudi sebagai penjaga Mekah dan Madinah, dua kota yang mempunyai situs penting Islam, yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sebenarnya, dahulu kala, pengelola Mekah dan Madinah bukan Saudi. Turki Usmani pernah menjadi pengelola Mekah dan Madinah.
“Justru penyikapan berlebih terhadap ulama dapat mengurangi kewibawaan sebagai Khadimul Haramayn, pelayan dua kota suci,” kata Arya yang juga Direktur Eksekutif The Indonesian Democracy Initiative (TIDI) ini. (HMP)
Discussion about this post