Daily News Indonesia | Jakarta – Kebijakan ‘ganjil-genap’ untuk pengaturan penggunaan kenderaan mobil pribadi memasuki ibukota Jakarta dipandang berhasil. Karena itu, New Delhi menerapkan sistem ganjil genap untuk kendaraan pribadi guna mengatasi tingkat polusi yang dianggap semakin membahayakan.
Berbeda dengan peraturan DKI Jakarta, kendaraan pribadi di India dengan nomor polisi genap dan ganjil akan diizinkan dipakai di jalan hanya dari tanggal 4 sampai 15 November, kata para pejabat.
Sebenarnya, sistem ini sudah pernah diterapkan pada tahun 2016 dan 2017, tetapi tidak jelas apakah memang dapat membantu mengurangi polusi.
India memberlakukan kebijakan ini di ibukota New Delhi, karena tingkat partikel di udara saat ini — dikenal sebagai PM2,5 — lebih tinggi dari pada yang direkomendasikan. Kualitas udara yang menurun membuat jutaan orang berisiko terkena penyakit pernafasan. Karena itu, para pejabat kesehatan meminta warga berada di dalam rumah dan mengurangi kegitan fisik.
Sekolah ditutup sampai hari Selasa (05/11) dan penutupan kemungkinan diperpanjang sampai hari Jumat, ketika warga kota mengalami sesak nafas karena kabut asap tebal.
Menteri Utama Delhi, Arvind Kejriwal, mengatakan sistem ganjil-genap akan mengurangi ratusan ribu kendaraan di jalan. Pihak-pihak yang tidak mematuhinya akan didenda 4.000 rupe atau Rp790.000, dua kali lebih besar dari denda bebebrapa tahun sebelumnya.
Hanya kendaraan umum, darurat, taksi dan roda dua yang diizinkan. Perempuan yang mengendarai sendiri mobilnya juga tidak terkena aturan ini.
Langkah yang sama di masa lalu sangat mengurangi kemacetan lalu lintas di Delhi tetapi tidak membawa pengaruh berarti terkait dengan tingkat polusi. Tetapi muncul keyakinan bahwa skema ini memang akan membantu mengatasi kabut asap. Padahal, faktor utama di balik tingginya tingkat polusi pada saat ini adalah para petani di yang membakar sisa panen untuk membersihkan lahan mereka.
Ini menciptakan kombinasi mematikan yang terdiri dari partikel, karbon dioksida, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida dan diperburuk oleh kembang api yang dinyalakan selama festival Hindu Diwali seminggu yang lalu. Asap kendaraan, konstruksi dan emisi industri juga berkontribusi terhadap kabut asap, demikian hasil observasi menyatakan. (HMP)
Discussion about this post