Daily News|Jakarta – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila, Filipina menyatakan belum ada konfirmasi keterlibatan WNI sebagai pelaku bom bunuh diri di Jolo.
“Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi otoritas Filipina mengenai keterlibatan WNI dalam kejadian tersebut,” ujar staf KBRI Filipina Freddy melalui pesan singkat, Rabu (26/8).
Sebelumnya ABS-CBN News melaporkan salah satu dari dua pelaku bom bunuh diri itu adalah warga Indonesia.
Militer Filipina hari ini mengungkap identitas dua wanita terduga pelaku, mereka merupakan warga lokal.
Komandan Angkatan Darat Filipina Letjen Cirilito Sobejana menduga dua wanita pelaku bom bunuh diri itu dimotivasi oleh pemimpin Abu Sayyaf Mundi Sawadjaan.
Ledakan tersebut terjadi di dua lokasi di Jolo, Filipina pada Senin (24/8).
Ledakan pertama terjadi di depan Paradise Food Plaza di sebuah desa bernama Walled City di pusat kota Jolo, sementara ledakan kedua dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel.
Ledakan itu menewaskan 16 orang dan 78 lainnya luka-luka. Korban meninggal adalah tentara, polisi dan warga sipil.
Usai rentetan serangan bom itu, angkatan bersenjata Filipina mendesak pemerintah untuk kembali menerapkan status darurat militer.
Serangan Senin kemarin itu dinilai yang cukup mematikan, sejak bom bunuh diri di sebuah gereja di Jolo pada Januari 2019 yang menewaskan 20 orang dan melukai sekitar seratus orang.
Sobejana menilai dengan menerapkan darurat militer, mereka yakin bisa membawa kehidupan kembali normal dan mengendalikan pergerakan teroris. (HMP)
Discussion about this post