Daily News|Jakarta – Akibat tabrakan dengan kapal patroli Jepang di daerah Yamatotai, barat laut Semenanjung Noto, kapal nelayan Korea Utara tenggelam, dan 60 nelayan Korut itu terpaksa diselamatkan oleh Jepang. Kejadian itu berlangsung di kawasan laut yang banyak terjadi pencurian ikan.
Pejabat Coastguard sebelumnya mengatakan bahwa hanya sekitar 20 anggota awak Korut melompat ke laut setelah kapal baja mereka bertabrakan dengan kapal inspeksi Badan Perikanan Jepang di zona ekonomi eksklusif Jepang di lepas pantai utara negara itu.
Para pejabat kemudian mengatakan bahwa mereka menyelamatkan jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Tidak ada yang hilang.
Kapal Korea Utara tenggelam sekitar setengah jam setelah tabrakan di daerah Yamatotai, yang dikenal sebagai tempat yang kaya untuk memancing cumi di barat laut Semenanjung Noto.
Kapal Korea Utara dituduh memasuki zona ekonomi eksklusif Jepang dan tabrakan terjadi tepat ketika kapal patroli Jepang memperingatkannya untuk meninggalkan wilayah itu.
Pemerintah Jepang kini sedang menyelidiki apakah kapal Korea Utara itu benar-benar melakukan penangkapan ikan ilegal, dan bagaimana kedua kapal bertabrakan.
Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Taku Eto mengatakan kapal Korea Utara tiba-tiba berubah arah sebelum menabrak kapal Jepang dan tenggelam, kantor berita Kyodo melaporkan.
Kantor regional penjaga pantai di Niigata mengatakan, para pejabat menyerahkan para nelayan ke kapal Korea Utara lainnya di daerah itu setelah memberi tahu pusat koordinasi penyelamatan Korut untuk mengatur perjalanan pulang. Dikatakan anggota kru Korea Utara tidak mengalami luka berbahaya.
Jepang dan Korea Utara tidak memiliki hubungan diplomatik. Kedua negara juga memiliki perselisihan mengenai kekuasaan kolonial Jepang tahun 1910-1945 di Semenanjung Korea, serta pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara dan penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara pada tahun 1970an dan 1980-an.
Jepang telah meningkatkan patroli di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir saat perburuan cumi-cumi Korea Utara meningkat. Tahun ini, kapal-kapal dari Badan Perikanan Jepang dan penjaga pantai telah berpatroli di daerah itu sejak Mei, kata Kuwahara.
Para ahli mengatakan peningkatan perburuan cumi-cumi Korea Utara disebabkan oleh kampanye negara itu untuk meningkatkan panen ikan, sementara nelayan Korut itu tidak berani memasuki wilayah ZEE Rusia yang juga sedang aktif meningkatkan patroli melawan pencurian ikan.
Dalam bulan Juni lalu, penjaga pantai Jepang mengusir lebih dari 300 kapal Korea Utara kembali ke perairan yang sama di mana insiden Senin terjadi. Jepang juga mengatakan sebuah kapal nelayan Korea Utara yang bersenjata mengarah berani mengancam sebuah kapal patroli Jepang pada bulan Agustus. (HMP)
Discussion about this post