Daily News|Jakarta –Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menelepon Menlu Palestina, Riyad al Maliki, membahas soal hasil dialog antara faksi Hamas dan Fatah menjelang pemilihan umum.
Dalam dialog itu, Retno menyatakan pemerintah Indonesia akan tetap mendukung Palestina dan supaya penjajahan Israel segera berakhir.
Seperti dilansir kantor berita Palestina, WAFA, Jumat (27/11), Retno mengatakan sangat berharap dialog antara kedua kubu itu berjalan lancar dan mengakhiri perpecahan internal. Sebab, kata dia, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, sudah berjanji di dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menggelar pemilu yang melibatkan kedua kubu.
Retno juga mengundang Maliki untuk berkunjung ke Indonesia kapan saja, dan mengatakan bakal bekerja sama dengan Palestina dan PBB di forum tingkat kawasan dan dunia.
Dalam perbincangan melalui telepon, Maliki juga membahas tentang dampak dari hasil pemilihan presiden Amerika Serikat terhadap Palestina. Dia berharap Presiden terpilih AS, Joe Biden, bisa memberikan solusi lebih baik ketimbang pendahulunya, Donald Trump.
Pada September lalu, delegasi Hamas dan Fatah bertemu di Istanbul dan sepakat akan menggelar dialog nasional dan mengajak seluruh faksi di Palestina.
Akan tetapi, pada Selasa lalu, Otoritas Palestina dan Fatah menyatakan akan melanjutkan kerja sama keamanan dengan Israel.
Hal itu dinilai bisa menjadi ganjalan proses rekonsiliasi antara faksi-faksi partai politik dan perjuangan di Palestina.
Indonesia saat ini adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Salah satu agenda yang terus diperjuangkan adalah soal Palestina.
Sampai saat ini Indonesia juga tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, setelah negara itu memproklamirkan berdiri di tanah Palestina pada 1948.
Untuk mendukung, pemerintah Indonesia membebaskan pajak barang impor dari Palestina.
Israel mulanya membalas dengan cara yang halus yaitu melarang kunjungan turis dari Indonesia. Namun, saat ini kebijakan itu perlahan-lahan dikurangi untuk mengajak Indonesia mau melakukan normalisasi hubungan.
Hubungan Hamas dan Fatah retak selepas pemilu 2007. Hamas menuduh hasil pemilu itu dicurangi, tetapi dibantah oleh Fatah.
Alhasil, Hamas memilih menguasai Jalur Gaza. Akibatnya, Israel dan Mesir memilih memblokade Jalur Gaza untuk mempersulit gerakan Hamas. (HMP)
Discussion about this post